Jumat, 05 Juli 2019

Introduction of The Ideal Muslim Woman's Book by Dr Ali Al Hashimi 

Diterjemahkan oleh Trisna Ari Roshinta
Bandung, 3 Dzulqaidah 1440 H


Keseimbangan dalam hidup seorang muslimah adalah sebuah kepemahaman yang harusnya bisa di jiwai oleh semua muslimah. Bagi mereka yang ingin mencari jati diri seorang wanita muslimah, pasti akan ada kegundahan dalam hatinya tentang seperti apa menjadi wanita muslimah yang diinginkan dalam islam. Atau ada beberapa wanita muslimah yang bahkan tidak memikirkan mengenai bagaimana menjadi wanita ideal dalam islam.

Keislaman seorang wanita memang menyeluruh dalam segala aspek, baik aspek besar dan aspek kecil. Kontradiksi yang ada dalam diri seorang wanita adalah hal yang tidak seharusnya ada.  Betapa banyak kontradiksi ini terjadi ketika seorang muslimah megamalkan secara totalitas pada suatu aspek dan mengabaikan aspek yang lain. Betapa banyak kita menemui (1) seorang wanita yang beriman dan berakhlak baik, menunaikan segala ibadah dalam agamanya, namun melalaikan kebersihan dan tidak peduli dengan badannya; (2) atau mungkin wanita yang begitu memperhatikan tubuh dan kesehatannya, namun gagal dalam melaksanakan amalan-amalan yang dianjurkan dalam agamanya; (3) atau wanita yang melakukan segala amalan-amalan yang diperintahkan agama, namun dia tidak memiliki pemahaman yang baik mengenai pandangan Islam secara menyeluruh dan hidup bersosial; (4) atau seorang wanita yang mungkin sangat religius, tetapi gagal dalam mengontrol lidahnya dan menahan diri dalam gosip dan fitnah; (5) atau dia adalah wanita yang religius dan berpengetahuan, tapi tidak memperlakukan tetangga dan teman-temannya dengan baik; (5) atau seseorang wanita yang memperlakukan orang asing dengan sangat baik, namun ia gagal dalam memberikan cinta dan penghormatan kepada orangtua sebagaimana layaknya mereka dapatkan; (6) atau mungkin dia memperlakukan orangtua mereka dengan sangat baik, tapi mengabaikan hak-hak suaminya dan gagal menjadi istri yang baik untuknya; (7) atau seorang wanita yang bersolek agar terlihat cantik dihadapan teman-temannya, tapi dia tidak peduli dengan penampilannya dihadapan suaminya; (8) atau seorang wanita yang sangat peduli terhadap suami, tapi tidak peduli dengan orangtuanya dan tidak mendorong orangtuanya dalam beragama dan takut kepada Allah; (9) atau seorang wanita yang menghormati hak-hak suami, tapi gagal dalam membesarkan anak, mengajarkan agama, mengembangkan fisik dan mental anak, memantau pengaruh lingkungan tidak baik; (10) atau seorang wanita yang mungkin memperhatikan aspek-aspek diatas, namun gagal dalam menjaga tali persaudaraan; (11) atau seseorang yang mungkin bisa menjaga tali persaudaraan, namun gagal dalam bersosial, dan hanya memfokuskan pada hubungan secara pribadi tidak memberikan perhatian kepada muslim wanita dan laki-laki secara umum; (12) atau mungkin seorang wanita yang fokus terhadap hubungan pribadi dan masayarakat secara umum, tapi ia lupa dalam meningkatkan pengetahuaanya dengan membaca dan mencari ilmu secara berkelanjutan; (13) atau seorang wanita yang mungkin sangat totalitas dalam membaca dan belajar, tapi ia lupa dengan rumahnya, lupa dengan anak-anaknya, lupa terhadap suaminya.

Apa yang aneh sesungguhnya adalah kontradiksi dari semuanya, mungkin diantara mereka ada yang menyadari bahwa dirinya adalah seorang wanita yang telah mengenal islam secara luas. Mungkin ini adalah salah satu alasan dari kelalaian dan kecerobohan, atau mungkin menjadi sumber kegagalan dalam memahami secara menyeluruh dari ide keseimbangan dimana Islam mendasarkan hal itu dari berbagai sudut pandang, mulai dari manusia, kehidupan, dan alam semesta. Ini sebuah pandangan yang mana menempatkan segalanya pada tempat yang pantas dalam kehidupan, tanpa melalaikan satu aspek dan melebihkan aspek yang lain.

Sumber yang haq dalam islam, Al Qur’an dan Sunnah, mejelaskan bahwa muslimah ideal harus memahami hubungan dengan Rabbnya, hubungan dalam pengembangan diri, hubungan dengan sesama, dan hubungan dalam bermuamalah. Siapapun yang meluangkan waktu untuk mempelajari hubungan tersebut, mereka akan paham mengenai aspek besar dan kecil dalam kehidupan wanita, mengatur aturan untuk menjaga keseimbangan, kejujuran, budi luhur yang akan memberikan kebahagiaan dan kesuksesan di dunia, dan sebuah kemenangan besar dan juga pahala di akhirat.

Saya dicengangkan ketika menyadari seberapa jauh wanita muslimah modern yang jatuh dari derajat kemuliaan yang mana Allah inginkan untuknya. Tidak ada yang menghalangi antara dirinya dan pencapaian dari derajat kemuliaan itu kecuali keinginan untuk membuktikan dirinya dalam mempelajari Islam secara haq yang telah didefiniskan dalam Al Quran dan Sunnah, yang mana akan membuat dia menjadi seseorang yang mulia, wanita mulia yang dikenali dari perasaanya, pemikirannya, kebiasannya, dan perilaku dalam mematuhi peraturan dalam agamanya.

Ini adalah hal penting bahwa wanita seharusnya berusaha mencapai tingkat yang mulia, karena pengaruhnya yang besar dalam melahirkan generasi yang baik, mendidik dengan nilai karakter, memberikan mereka cinta, keamanan dan keindahan, membangun suasana keamanan, ketenangan dan kestabilan dalam rumah.

Muslimah adalah wanita yang memiliki potensi dalam mencapai tingkat kemuliaan dimana wanita modern dilelahkan oleh filosofi meterialistik dan gelombang ketidaktahuan (jahiliyah) yang telah menyebar luas dalam masyarakat dan jauh dari petunjuk Allah. Seorang wanita dapat mencapai level kemulian melalui pengetahuannya dan memperhatikan perintah yang diajarkan dalam Al Qur’an dan Sunnah serta naluri karakter yang Allah takdirkan untuk dimiliki wanita, yang mana hal itu akan membedakan dari seluruh wanita di dunia. Jadi saya mulai mengumpulkan tulisan dari Al Quran dan hadist shahih yang berbicara mengenai karakter muslimah, dan saya mengurutkannya berdasarkan pokok bahasan. Hal ini membuat saya menulis isu wanita secara umum, seperti berikut:  
  • Muslimah dan Rabb nya;
  • Muslimah dan dirinya sendiri;
  • Muslimah dan orang tua;
  • Muslimah dan suaminya;
  • Muslimah dan anak-anaknya;
  • Muslimah dan saudaranya;
  • Muslimah dan kerabatnya;
  • Muslimah dan tetangganya;
  • Muslimah dan teman-temannya;
  • Muslimah dan komunitas dan masyarakat;

Sebuah fakta penting, yang sering kita abaikan, yaitu keberkahan Allah kepada setiap muslimah sesungguhnya sangat besar. Islam telah menyelamatkan wanita dari penghinaan, yang mana wanita tidak memiliki nilai, tidak dipedulikan dan menjadi budak dari kaum laki-laki, dan Islam telah mengangkat mereka ke level tertinggi dalam kehormatan dan kemuliaan wanita, bebas dari beban yang melelahkan dalam berjuang atas dirinya sendiri dan mencari nafkah, bahkan jika dia kaya dia tidak perlu mengurus dirinya. Islam telah membuat wanita itu bebas, berhak untuk menyimpan kekayaan milikya – jika dia kaya – sebagaimana dia inginkan dan sebanding dengan laki-laki dalam urusan beribadah. Wanita memiliki hak dan kewajiban, sama halnya seperti laki-laki yang memiliki hak dan kewajiban. Wanita dan laki-laki memiliki kedudukan yang sama dihadapan Allah dan diberikan pahala dan dosa yang sama pula.

Keberkahan dalam Islam tidak hanya berhenti dalam mengentaskan wanita dari penghinaan dan keterbelakangan menjadi mulia, aman dan terjaga. Islam juga fokus pada pembentukan dan pengembangan aspek dalam kepribadian, apakah itu berpengaruh pada dirinya sendiri atau dalam hubungannya dengan keluarga dan masyarakat.

Bagaimana islam mebentuk kepribadian wanita? Bagaimana pengembangan karakter seorang wanita hingga mencapai kedudukan yang tinggi yang bahkan tidak pernah sebelumnya dicapai dalam sejarah manusia, kecuali dalam agama Islam? Ini adalah pertanyaan besar. Saya meminta kepada Allah untuk menerima kerja saya dan menjadikan itu murni atas ridho Allah. Mungkin Allah memberikan ilmu melalui buku ini, membuat ini menjadi sebuah sumber dari pahala untuk saya dalam kehidupan akhirat kelak, dan membuat buku ini membantu saya dalam hari Kebangkitan. Semoga Allah membimbing saya melalui buku ini, dan menjauhkan saya dari kesalahan berfikir, pengaruh yang buruk, kelalaian dalam menulis dan kelemahan dalam berargumen serta tulisan yang ambigu.


Dr. Muhammad Ali al-Hashimi
Riyadh
20th Sha’ban 1414 H / 2nd January 1994 M





*Untuk para wanita, silakan membaca selengkapnya pada buku beliau.
0

Author

Trisna Ari Roshinta

Subscribe & Follow

Disini saya hanya sharing beberapa pengalaman saya selama belajar informatika. Silahkan bertanya jika ada yang ingin ditanyakan..

Labels