Recent Post

Jumat, 14 Maret 2025





Bagian dari memahami kehidupan adalah memahami makna di balik setiap peristiwa. Menyadari bahwa tiada peristiwa yang hadir sekadar kebetulan, melainkan semuanya tersusun dalam harmoni takdir yang telah ditetapkan. Setiap perjumpaan, setiap perpisahan, setiap luka, dan setiap bahagia adalah pernak-pernik dari rangkaian skenario-Nya yang tak pernah bercela.

Seperti embun yang jatuh tak pernah salah memilih daun, seperti angin yang berhembus tak pernah tersesat arah menuju tujuan — Begitulah kehidupan, setiap kejadian adalah penciptaan yang penuh hikmah, mengajarkan kita bahwa di balik yang tampak, ada tangan-Nya yang senantiasa merangkai segala sesuatu dalam kesempurnaan. 

Dan tugas manusia bukanlah menentukan ataupun meragukan, tapi meyakinkan dirinya masing-masing atas janji-Nya. Bahwasannya, setiap tawakkal, setiap iman, setiap kepasrahan, dan setiap keridhoan akan membawanya pada kebaikan yang telah Ia siapkan, jauh sebelum ada permohonan.

 


Budapest,
14 Maret 2025


0

Kamis, 22 Juli 2021


Dulu ngga pernah kepikiran ke pondok tahfiz, tapi entah bagaimana Allah izinkan diri ini masuk pondok tahfidz Jaisyu Qur'an. MasyaAllah, semua perjalanan hidup tidak ada yg kebetulan. Saat di pondok ini, Allah takdirkan diri ini bertemu dengan Ustadzah Ayu, wanita yang sangat sangat luar biasa (dan menjadi salah satu wanita yang diri ini ingin sepertinya). Bukan hanya karena memiliki hafalan 30 juz (bersanad), bukan hanya perjuangan bersama suaminya untuk mencetak generasi Qur'ani, tapi juga sikap dan akhlaqnya (yang masyaAllah) luar biasa lembut dan terdidik.

Inget dulu kadang beliau harus berangkat dr rumah ke asrama sebelum subuh (menembus dinginnya kota Sengkaling Malang) supaya bisa berjamaah subuh di asrama akhwat lalu menyimak setoran hafalan kami. MasyaAllah, seberapapun hafalan kami, beliau tdk pernah mengeluh, beliau selalu memberi motivasi menghafal dan menjaga Al Qur'an (tak jarang beliau sampai berkaca-kaca). Kelembutan tutur kata dan perilakunya sungguh membuat wanita pun merasa luluh kepada beliau, dan ingin rasanya selalu dekat dengan beliau untuk memetik ilmu dan pelajaran darinya.

Hari ini, beliau wafat. Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un. Di umur 32 tahun beliau telah meninggalkan dunia. Tak pernah terbesit secepat ini. Rupanya Allah takdirkan ini dengan penuh hikmahNya. Diri ini lalu teringat (hadist atau ucapan ulama) bahwa "semakin singkat umur seseorang yg dijalani dengan penuh ketakwaan adalah sebaik-baik umur manusia" (karena umurnya penuh dengan pahala dan sedikit dosanya).

MasyaAllah, beliau berpulang dengan hafalan yang masih terjaga, meninggalkan tauladan kebaikan sebagai wanita dan ibu yang luar biasa, serta ilmu yg disebar semoga terus mengalir dan menjadi amal jariyah bagi beliau. Bagiku, beliau adalah orang yang sukses sebagai manusia, hidup penuh kebaikan dan meninggal diatas ketakwaan, MasyaAllah. "Semoga Allah Ta'ala berikan Surga terbaik untuk mu, Ustadzah". Aamiin..
Ditulis 15 Juli 2021,
Mohon do'a terbaik untuk Ustadzah Ayu, semoga Allah Ta'ala merahmatinya.
0

Kamis, 14 November 2019


Permasalahannya bukalah apakah kita mencintai Allah, tapi permasalahannya adalah apakah cinta kita dibalas oleh Allah.

Jangan mengaku cinta dan dicintai Allah tanpa ilmu. Banyak orang yang mengaku cinta kepada Allah dengan amalan-amalan yang menurut mereka akan mendatangkan kecintaan Allah kepada mereka, tapi pada kenyataannya Allah murka dengan perbuatannya. Seperti orang yang mengaku cinta kepada Allah dengan melakukan bom bunuh diri, apakah Allah akan cinta dengannya? Tidak.

Lalu bagaimana agar kita dicintai oleh Allah?
Menurut Ibnul Qoyyim, ada 10 hal yang dapat membuat Allah cinta kepada hambanya.
1. Mendekat dengan Al-Qur'an.
2. Mengamalkan ibadah-ibadah sunnah.
3. Selalu mengingat Allah dimanapun dan kapanpun dengan berdzikir.
4. Selalu mendahulukan apa yang Allah cintai daripada apa yang kita cintai.
5. Berusaha memahami nama-nama dan sifat-sifat Allah.
6. Berusaha mensyukuri nikmat Allah.
7. Merasa rendah dihadapan Allah.
8. Bermunajat kepada Allah di sepertiga malam terakhir.
9. Bergaul dengan orang-orang shaleh.
10. Menjauhi segala sebab yang mengotori hati kita (maksiat).

Dan ingatlah, memang tidak mudah bisa mengamalkan semua hal tersebut, kita harus mempersiapkan hati dan meniatkan diri untuk bisa melakukannya. Dan barangsiapa yang mampu melakukannya, Allah tidak akan tidak cinta kepadanya.



Catatan kajian "Agar Dicintai Allah Subhanau Wa Ta'ala"
Oleh Ustadz Firanda Andirja Hafidzahullah
Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=a6Z5VSWvp-k
0

Jumat, 11 Oktober 2019


 TENTANG KEBAHAGIAAN
“Allah menjadikan kebahagiaan bukan pada harta,
Allah menjadikan kebahagiaan bukan pada popularitas,
Allah menjadikan kebahagiaan bukan pada jabatan,
Tapi Allah memberi kebahagiaan pada jantung dan hati yang mana semua manusia memilikinya.”
(Ustadz Syafiq Riza Basalamah, MA)

TENTANG HAKIKAT DUNIA
"Kenikmatan dunia itu tidaklah kekal, ia pasti akan hilang. Maka tidak sepatutnya bagi orang yang berakal untuk berbangga dengan perhiasan dunia, sementara kita tidak tau kapan kita akan meninggal."
(Ustadz Beni Sarbeni, Lc)

TENTANG SIFAT ALLAH
"Allah menciptakan semua berpasang-pasangan. Ada pria ada wanita,ada jantan ada betina, ada api ada air, ada atas ada bawah. Semua Allah cipatakan berpasang-pasangan, supaya manusia mengetahui bahwasanya yang Maha Ganjil (Al-Witir) hanyalah Allah Subhanahu Wa Ta'ala."
(Ustadz Firanda Andirja)

TENTANG DICINTAI ALLAH
"Jangan-jangan cinta kita kepada Allah adalah cinta bertepuk sebelah tangan. Kata Ibunul Qoyim, perkaranya bukan apakah kita cinta kepada Allah, tapi perkaranya adalah apakah kita dicintai Allah."
(Ustadz Firanda Andirja)

TETANG BERHUSNUDZAN KEPADA ALLAH
"Orang yang imannya kuat pada takdir, maka dia akan berhusnudzan kepada Allah."
(Ustadz Yahya Badru Salam)

TENTANG ILMU

“Ilmu itu apa saja yang difirmankan oleh Allah dan dijelaskan oleh Rasulallah juga dipahami oleh mereka (para sahabat).”
(Ustadz Abu Umar Indra)

TETANG AKHLAK
"Dua hal yang dapat kalian berikan kepada semua orang tanpa bisa habis adalah wajah yang ceria dan akhlak yang mulia."
(Ustadz Syafiq Riza Basalamah, MA)

TENTANG BERPEGANG PADA SUNNAH
"Megapa sunnah harus kuat digigit dengan geraham? Karena kedudukan sunnah akan menjadi asing dan jika tidak digenggam, maka ia akan hilang karena zaman.”
(Ustadz Abu Umar Indra)

TENTANG MENIKAH 
"Dan bagaimana pernikahanmu dikatakan menyempurnakan agama jika engkau sendiri tidak mengerti agama? Bahkan separuh pun engkau tak memilikinya."
(Muhammad Nurdin)

TENTANG KEBERKAHAN ILMU
"Keberkahan ilmu itu merupakan kebaikan yang ada dalam ilmu tersebut. Ilmu yang berkah akan menjadikan pemiliknya semakin bertaqwa, dan merubah kebiasaan buruk menjadi baik hingga berdampak baik untuk orang lain."
(Ustadz Nuzul Dzikri, Lc)

TETANG INSTROPEKSI
"Barangsiapa yang selalu menghisab amalan mereka di dunia, maka hisab di akhirat akan terasa ringan. Dan sebaliknya, barangsiapa yang tidak pernah muhasabah terhadap diri sendiri, maka ia akan mendapat hisab yang berat di akhirat."
(Ustadz Abu Haidar Assundawy)

TETANG DZIKIR
"Bila hati telah terbang kepada Allah, maka hati tidak akan pernah merasa lelah."
(Ustadz Abu Umar Indra)
"Dengan selalu berdikir, hati akan menjadi tenang. Dan dengan selalu ingat Allah, Allah pun akan mengingat kita."
(Ustadz Abu Umar Indra)

TENTANG PEMIMPIN

"Pilih pemimpin yang kenal dengan agama. Memang, tidak ada orang sempurna. Tapi ada orang yang mau berusaha mejadi bagian dari kesempurnaan. Pilih dia.."
(Ustadz Subhan Bawazier)

TENTANG TEMAN
"Seiring dengan bertambahnya usia, bertambah dewasanya pola pikir seseorang, bertambah pahamnya ia akan tujuan hidupnya, ia akan menyadari bahwasanya ia tidak lagi butuh banyak teman. Cukup mereka saja yang setia dan mau bersama-sama menempuh beratnya perjalanan ke Surga."
(Ustadz Boris Tanesia)

TENTANG CINTA
"Cinta yang bukan karena Allah, hanya akan mendatangkan kesengsaraan."
(Ustadz Fadlan Fahamsyah)

TENTANG TAWAKKAL
"Jangan khawatirkan Allah tidak menepati janji atas tawakalmu, tapi khawatirkan keimananmu dan keyakinanmu terhadap janji Allah."
(Ustadz Badru Salam)
TENTANG IKHLAS
"Jika kita ikhlas (melakukan segala sesuatu hanya karena Allah), maka kita tidak akan pernah sakit hati akan apapun yang terjadi."
(Ustadz Syafiq Riza Basalamah)

TENTANG TAWADHU'
"Jangan pernah merasa dirimu lebih baik dari orang lain. Bila kamu melihat muslim yang lebih tua, maka bilanglah pada dirimu sendiri, "Pasti amal dia lebih banyak dariku". Sedangkan apabila kamu melihat muslim yang lebih muda, maka katakan pada dirimu, "Pasti dosa dia lebih sedikit dari dosaku."
(Ustadz Khalid Basalamah)

0

Jumat, 05 Juli 2019

Introduction of The Ideal Muslim Woman's Book by Dr Ali Al Hashimi 

Diterjemahkan oleh Trisna Ari Roshinta
Bandung, 3 Dzulqaidah 1440 H


Keseimbangan dalam hidup seorang muslimah adalah sebuah kepemahaman yang harusnya bisa di jiwai oleh semua muslimah. Bagi mereka yang ingin mencari jati diri seorang wanita muslimah, pasti akan ada kegundahan dalam hatinya tentang seperti apa menjadi wanita muslimah yang diinginkan dalam islam. Atau ada beberapa wanita muslimah yang bahkan tidak memikirkan mengenai bagaimana menjadi wanita ideal dalam islam.

Keislaman seorang wanita memang menyeluruh dalam segala aspek, baik aspek besar dan aspek kecil. Kontradiksi yang ada dalam diri seorang wanita adalah hal yang tidak seharusnya ada.  Betapa banyak kontradiksi ini terjadi ketika seorang muslimah megamalkan secara totalitas pada suatu aspek dan mengabaikan aspek yang lain. Betapa banyak kita menemui (1) seorang wanita yang beriman dan berakhlak baik, menunaikan segala ibadah dalam agamanya, namun melalaikan kebersihan dan tidak peduli dengan badannya; (2) atau mungkin wanita yang begitu memperhatikan tubuh dan kesehatannya, namun gagal dalam melaksanakan amalan-amalan yang dianjurkan dalam agamanya; (3) atau wanita yang melakukan segala amalan-amalan yang diperintahkan agama, namun dia tidak memiliki pemahaman yang baik mengenai pandangan Islam secara menyeluruh dan hidup bersosial; (4) atau seorang wanita yang mungkin sangat religius, tetapi gagal dalam mengontrol lidahnya dan menahan diri dalam gosip dan fitnah; (5) atau dia adalah wanita yang religius dan berpengetahuan, tapi tidak memperlakukan tetangga dan teman-temannya dengan baik; (5) atau seseorang wanita yang memperlakukan orang asing dengan sangat baik, namun ia gagal dalam memberikan cinta dan penghormatan kepada orangtua sebagaimana layaknya mereka dapatkan; (6) atau mungkin dia memperlakukan orangtua mereka dengan sangat baik, tapi mengabaikan hak-hak suaminya dan gagal menjadi istri yang baik untuknya; (7) atau seorang wanita yang bersolek agar terlihat cantik dihadapan teman-temannya, tapi dia tidak peduli dengan penampilannya dihadapan suaminya; (8) atau seorang wanita yang sangat peduli terhadap suami, tapi tidak peduli dengan orangtuanya dan tidak mendorong orangtuanya dalam beragama dan takut kepada Allah; (9) atau seorang wanita yang menghormati hak-hak suami, tapi gagal dalam membesarkan anak, mengajarkan agama, mengembangkan fisik dan mental anak, memantau pengaruh lingkungan tidak baik; (10) atau seorang wanita yang mungkin memperhatikan aspek-aspek diatas, namun gagal dalam menjaga tali persaudaraan; (11) atau seseorang yang mungkin bisa menjaga tali persaudaraan, namun gagal dalam bersosial, dan hanya memfokuskan pada hubungan secara pribadi tidak memberikan perhatian kepada muslim wanita dan laki-laki secara umum; (12) atau mungkin seorang wanita yang fokus terhadap hubungan pribadi dan masayarakat secara umum, tapi ia lupa dalam meningkatkan pengetahuaanya dengan membaca dan mencari ilmu secara berkelanjutan; (13) atau seorang wanita yang mungkin sangat totalitas dalam membaca dan belajar, tapi ia lupa dengan rumahnya, lupa dengan anak-anaknya, lupa terhadap suaminya.

Apa yang aneh sesungguhnya adalah kontradiksi dari semuanya, mungkin diantara mereka ada yang menyadari bahwa dirinya adalah seorang wanita yang telah mengenal islam secara luas. Mungkin ini adalah salah satu alasan dari kelalaian dan kecerobohan, atau mungkin menjadi sumber kegagalan dalam memahami secara menyeluruh dari ide keseimbangan dimana Islam mendasarkan hal itu dari berbagai sudut pandang, mulai dari manusia, kehidupan, dan alam semesta. Ini sebuah pandangan yang mana menempatkan segalanya pada tempat yang pantas dalam kehidupan, tanpa melalaikan satu aspek dan melebihkan aspek yang lain.

Sumber yang haq dalam islam, Al Qur’an dan Sunnah, mejelaskan bahwa muslimah ideal harus memahami hubungan dengan Rabbnya, hubungan dalam pengembangan diri, hubungan dengan sesama, dan hubungan dalam bermuamalah. Siapapun yang meluangkan waktu untuk mempelajari hubungan tersebut, mereka akan paham mengenai aspek besar dan kecil dalam kehidupan wanita, mengatur aturan untuk menjaga keseimbangan, kejujuran, budi luhur yang akan memberikan kebahagiaan dan kesuksesan di dunia, dan sebuah kemenangan besar dan juga pahala di akhirat.

Saya dicengangkan ketika menyadari seberapa jauh wanita muslimah modern yang jatuh dari derajat kemuliaan yang mana Allah inginkan untuknya. Tidak ada yang menghalangi antara dirinya dan pencapaian dari derajat kemuliaan itu kecuali keinginan untuk membuktikan dirinya dalam mempelajari Islam secara haq yang telah didefiniskan dalam Al Quran dan Sunnah, yang mana akan membuat dia menjadi seseorang yang mulia, wanita mulia yang dikenali dari perasaanya, pemikirannya, kebiasannya, dan perilaku dalam mematuhi peraturan dalam agamanya.

Ini adalah hal penting bahwa wanita seharusnya berusaha mencapai tingkat yang mulia, karena pengaruhnya yang besar dalam melahirkan generasi yang baik, mendidik dengan nilai karakter, memberikan mereka cinta, keamanan dan keindahan, membangun suasana keamanan, ketenangan dan kestabilan dalam rumah.

Muslimah adalah wanita yang memiliki potensi dalam mencapai tingkat kemuliaan dimana wanita modern dilelahkan oleh filosofi meterialistik dan gelombang ketidaktahuan (jahiliyah) yang telah menyebar luas dalam masyarakat dan jauh dari petunjuk Allah. Seorang wanita dapat mencapai level kemulian melalui pengetahuannya dan memperhatikan perintah yang diajarkan dalam Al Qur’an dan Sunnah serta naluri karakter yang Allah takdirkan untuk dimiliki wanita, yang mana hal itu akan membedakan dari seluruh wanita di dunia. Jadi saya mulai mengumpulkan tulisan dari Al Quran dan hadist shahih yang berbicara mengenai karakter muslimah, dan saya mengurutkannya berdasarkan pokok bahasan. Hal ini membuat saya menulis isu wanita secara umum, seperti berikut:  
  • Muslimah dan Rabb nya;
  • Muslimah dan dirinya sendiri;
  • Muslimah dan orang tua;
  • Muslimah dan suaminya;
  • Muslimah dan anak-anaknya;
  • Muslimah dan saudaranya;
  • Muslimah dan kerabatnya;
  • Muslimah dan tetangganya;
  • Muslimah dan teman-temannya;
  • Muslimah dan komunitas dan masyarakat;

Sebuah fakta penting, yang sering kita abaikan, yaitu keberkahan Allah kepada setiap muslimah sesungguhnya sangat besar. Islam telah menyelamatkan wanita dari penghinaan, yang mana wanita tidak memiliki nilai, tidak dipedulikan dan menjadi budak dari kaum laki-laki, dan Islam telah mengangkat mereka ke level tertinggi dalam kehormatan dan kemuliaan wanita, bebas dari beban yang melelahkan dalam berjuang atas dirinya sendiri dan mencari nafkah, bahkan jika dia kaya dia tidak perlu mengurus dirinya. Islam telah membuat wanita itu bebas, berhak untuk menyimpan kekayaan milikya – jika dia kaya – sebagaimana dia inginkan dan sebanding dengan laki-laki dalam urusan beribadah. Wanita memiliki hak dan kewajiban, sama halnya seperti laki-laki yang memiliki hak dan kewajiban. Wanita dan laki-laki memiliki kedudukan yang sama dihadapan Allah dan diberikan pahala dan dosa yang sama pula.

Keberkahan dalam Islam tidak hanya berhenti dalam mengentaskan wanita dari penghinaan dan keterbelakangan menjadi mulia, aman dan terjaga. Islam juga fokus pada pembentukan dan pengembangan aspek dalam kepribadian, apakah itu berpengaruh pada dirinya sendiri atau dalam hubungannya dengan keluarga dan masyarakat.

Bagaimana islam mebentuk kepribadian wanita? Bagaimana pengembangan karakter seorang wanita hingga mencapai kedudukan yang tinggi yang bahkan tidak pernah sebelumnya dicapai dalam sejarah manusia, kecuali dalam agama Islam? Ini adalah pertanyaan besar. Saya meminta kepada Allah untuk menerima kerja saya dan menjadikan itu murni atas ridho Allah. Mungkin Allah memberikan ilmu melalui buku ini, membuat ini menjadi sebuah sumber dari pahala untuk saya dalam kehidupan akhirat kelak, dan membuat buku ini membantu saya dalam hari Kebangkitan. Semoga Allah membimbing saya melalui buku ini, dan menjauhkan saya dari kesalahan berfikir, pengaruh yang buruk, kelalaian dalam menulis dan kelemahan dalam berargumen serta tulisan yang ambigu.


Dr. Muhammad Ali al-Hashimi
Riyadh
20th Sha’ban 1414 H / 2nd January 1994 M





*Untuk para wanita, silakan membaca selengkapnya pada buku beliau.
0

Jumat, 26 April 2019


Catatan Kajian, Ustadz Abu Haidar As Sundawi hafidzahullah | 23 April 2019 | "Amalan Hati"




Keutamaan Tafakkur
Imam As Syafi'i berkata,
"Bertafakkur sebentar tentang hadist lebih baik dan lebih aku sukai dari pada sholat 1000 raka'at."

Ibnu Abbas berkata,
“Dua rakaat sederhana yang penuh penghayatan dari apa yang dibaca oleh bibir, lebih baik daripada qiyamul-lail namun hatinya lalai.”

Dari Muhammad bin Ka’ab al-Qarzhi berkata,
"Membaca surat al-Zalzalah dan al-Qari’ah semalaman hingga pagi itu lebih aku sukai daripada membaca al-Qur’an ini semalaman dengan ala kadarnya."

Umar bin Abdul Aziz berkata,
“Tafakkur tantang nikmat-nikmat Allah termasuk diantara ibadah yang paling agung”.


Perbedaan Tafakkur dan Tadzakkur

Menurut Bahasa :

  • Tafakkur secara bahasa adalah berbolak baliknya hati dalam memikirkan sesuatu (menimbang-nimbang sesuatu untuk memperoleh apa yang beum diketahui).
  • Tadzakkur secara bahasa adalah mengingat ingat sesuatu, atau dalam konteks tertentu maknanya adalah mengambil faedah.

Menurut Istilah:
  •  Tafakkur secara istilah adalah bolak baliknya berfikir untuk memahami sesuatu untuk memperoleh faidah (faidah baik ataupun buruk).

Aspek Perbedan :

Tafakkur berfikir tentang keagungan dan kekuasaan Allah, namun tidak untuk memikirkan dzat Allah (karena kita tidak akan mampu). Tadzakkur berarti berdikir secara terus menerus, mampu mengambil pelaajaran. Tadzakkur buah dari tafakkur. Selalu mengingat Allah, dan mengambil pelajaran dari Allah, maka hal itu akan menimbulkan tadzakkur. Maka inilah megapa tadzakkur lebih utama dari tafakkur. Sebagaimana perkataan para ulama :
"Tadzakkur adalah buah dari tafakkur, dan itu adalah hasil akhir, maka tadzakkur lebih tinggi kedudukannya dari tafakkur, karena tafakkur adalah sebagai wasilah atau batu loncatan."

Lawan dari dzikr (ingat) adalah lupa, maka hakikat dari tadzakkur adalah, hadirnya gambaran yang diingat dalam hati, dan tidak akan hilang walau hanya sekejab.

Ibnul Qayyim berkata,
"Oleh karena itu, ayat-ayat Allah yang dibacakan/Qauliyah (Al Quran) ataupun tersaksikan/Kauniyah (alam jagat raya) disebut dengan sebuatn dzikro."

Allah berfirman dalam Surah Ghafir 53-54:
"Sungguh kami telah memberikan kepada Musa, dan telah Kami warisakan kitab ini kepada Bani Israil, untuk menjadi petunjuk dan peringatan bagi orang-orang berfikir (ulil albab)."


Allah berfirman dalam Al Haqqoh 48:
"Sesungguhnya Al Quran ini adalah pengigat dan memberi peringatan".

Allah juga menerangkan ayat Kauniyah dalam surat Al Qaf 6-8:
"Maka apakah mereka tidak melihat langit yang ada di atas mereka,bagaimana Kami meninggikannya dan menghiasinya dan langit itu tidak mempunyai retak-retaksedikitpun? Dan, Kami hamparkan bumi itu dan Kami letakkan padanya gunung-gunung yang kokoh dan Kami tumbuhkan padanya segala macam tanaman yang indah dipandang mata, untuk menjadi pelajaran dan peringatan bagi tiap-tiap hamba yang kembali (mengingat Allah)."

Allah juga menerangkan pelajaran dan peringatan dengan peristiwa dalam Surat Qaf 36-37 :
"Betapa banyak Kami telah hancurkan, binasakan generasi yang lebih kuat dari mereka. Sesungguhnya dalam hal itu ada peringatan bagi orang yang memiliki hati dan mendengar".

Para ulama menjelaskan, Ibnul Qayyim Al Jauziyah, Mukhtashar Madarijus Salikin.
"Manusia terbagi menajdi 3 kelompok, pertama orang yang hatinya mati, maka ayat ayat Allah sedikitpun tidak menjadikannya pelajaran dan peringatan. Kedua orang yang punya hati, dan hatinya hidup, tapi dia tidak mendengar ayat-ayat yang dibacakan, karena ketidakpedulian dia, dan disibukkan dengan ursan dunia. Ketiga orang yang hatinya hidup, ketika dibacan ayat Allah kepada dia, maka dia mendengar, hatinya hadir, pikirannya tidak disibukkan dega urusan lain.

Perumpamaan pertama adalah seperti orang buta dan tuli. Perumpamaan orang kedua adalah seperti orang melihat tapi pandangannya ditujukan pada hal yang tidak semestinya. Perumpamaan orang ketiga seperti orang yang melihat dan fokus pada yang semestinya"

Maka orang -orang yang dapat mengambil peringatan dan juga mendengar adalah seperti dalam syarat Qaf ayat 8 dan Surat Qaf 37.


Pentingnya Tafakkur dalam Islam
  • Banyaknya ayat ayat yang memperintahkan untuk tafakkur
  • Diberikan pujian dan balasan dunia dan akhirat
  • Adanya celaan bagi yg lalai dari tafakkur
  • Adanya ancaman bagi yang tdk mau bertafakkur

Bersambung....









0

Kamis, 18 April 2019

Catatan Kajian Ustadz Beni Sarbeni | 3 April 2019 | Masjid An Nafi' Bandung pukul 10.00 WIB


Bangga dengan karya dunia adalah sifat jahiliyah. Allah telah berfirman dalam surat  Al Ankabut ayat 64:

وَمَا هَٰذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَهْوٌ وَلَعِبٌ ۚ وَإِنَّ الدَّارَ الْآخِرَةَ لَهِيَ الْحَيَوَانُ ۚ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ

"Dan tidaklah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, jika mereka mengetahui."

Sungguh, jangan pernah menjual dunia demi akhirat. Apapun yang kita lakukan maupun ucapkan, Allah Maha Tau yang ada dalam hati dan diri kita, termasuk niat dalam hati kita. Tak perlu menjual akhirat demi dunia dengan mengejar kenikmatan dunia.

Kita Harus Cerdas di Dunia ini

Setiap ada ayat mengenai kehinaan dunia, Allah menutupnya dengan kalimat :
"Tidakkah kalian berakal? "
Perlu manusia sadari bahwa setiap orang pasti akan mati. Dunia sungguh hanya sementara, dia adalah tempat untuk mencari bekal akhirat. Tidak akan ada sedikitpun harta dari dunia akan dibawa. Lalu untuk apa mengejar dunia. 

Dunia yang kita kejar akan lari. Tapi ketika kita meninggalkan dunia, ia akan datang dengan kedaan hina.
Rasulallah bersabda,

"Barangsiapa tujuan hidupnya adalah dunia, maka Allâh akan mencerai-beraikan urusannya, menjadikan kefakiran di kedua pelupuk matanya,dan ia mendapat dunia menurut apa yang telah ditetapkan baginya. Dan barangsiapa yang niat (tujuan) hidupnya adalah negeri akhirat, Allâh akan mengumpulkan urusannya, menjadikan kekayaan di hatinya, dan dunia akan mendatanginya dalam keadaan hina."

Kenikmatan dunia tidak kekal, ia pasti akan hilang. Maka tidak sepatutnya bagi orang yangg berakal untuk bangga dalam perhiasan dunia, sementara kita tidak tau kapan kita meninggal. Dalam surat Al Lukman ayat 62, Allah berfirman :
Setiap jiwa tidak tau apa yang akan dia dapat esok hari. Setiap jiwa tidak tau dimana ia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Tau.

Kita harus berusaha mati dengan baik. Kita tidak akan ditanya mengenai dunia, kenapa kita tidak jadi profesor?, kenapa kita tidak sekolahkan anak sampai luar negeri?, sekali lagi tidak. Justru kita akan ditanya, Bagaimana kita mentauhidkan Allah? Apakah kita sudah beribadah sesuai syari'at? Bagaimana kita mengenal Rasulallah. Bagaiamana kita mencari ilmu akhirat?

Maka tidak sepatutnya menghinakan diri dalam pencarian dunia. Yakini bahwa menyibukkan diri dgn dunia dan mencari dunia dgn yg haram adalah kerugian besar. Ada rincian mengenai bangga dengan dunia.
1. Hati yang terpikat dengan dunia
2. Mencari dunia dengan cara yang haram
3. Menyibukkan diri dengan dunia

Maka hati-hatilah dengan bangga terhadap dunia. Hati harus selalu bersikaplah tenang, pasrah dan tawakkal kepada Allah Ta'ala, sebaik baik Pengatur.


Wallahu a'lam bissawab.
1

Author

Trisna Ari Roshinta

Subscribe & Follow

Disini saya hanya sharing beberapa pengalaman saya selama belajar informatika. Silahkan bertanya jika ada yang ingin ditanyakan..

Labels