Catatan Kajian, Ustadz Abu Haidar As Sundawi hafidzahullah | 23 April 2019 | "Amalan Hati"
Keutamaan Tafakkur
Imam As Syafi'i berkata,
"Bertafakkur sebentar tentang hadist lebih baik dan lebih aku sukai dari pada sholat 1000 raka'at."
Ibnu Abbas berkata,
“Dua rakaat sederhana yang penuh penghayatan dari apa yang dibaca oleh bibir, lebih baik daripada qiyamul-lail namun hatinya lalai.”
Dari Muhammad bin Ka’ab al-Qarzhi berkata,
"Membaca surat al-Zalzalah dan al-Qari’ah semalaman hingga pagi itu lebih aku sukai daripada membaca al-Qur’an ini semalaman dengan ala kadarnya."
Umar bin Abdul Aziz berkata,
“Tafakkur tantang nikmat-nikmat Allah termasuk diantara ibadah yang paling agung”.
Perbedaan Tafakkur dan Tadzakkur
Menurut Bahasa :
- Tafakkur secara bahasa adalah berbolak baliknya hati dalam memikirkan sesuatu (menimbang-nimbang sesuatu untuk memperoleh apa yang beum diketahui).
- Tadzakkur secara bahasa adalah mengingat ingat sesuatu, atau dalam konteks tertentu maknanya adalah mengambil faedah.
Menurut Istilah:
- Tafakkur secara istilah adalah bolak baliknya berfikir untuk memahami sesuatu untuk memperoleh faidah (faidah baik ataupun buruk).
Aspek Perbedan :
Tafakkur berfikir tentang keagungan dan kekuasaan Allah, namun tidak untuk memikirkan dzat Allah (karena kita tidak akan mampu). Tadzakkur berarti berdikir secara terus menerus, mampu mengambil pelaajaran. Tadzakkur buah dari tafakkur. Selalu mengingat Allah, dan mengambil pelajaran dari Allah, maka hal itu akan menimbulkan tadzakkur. Maka inilah megapa tadzakkur lebih utama dari tafakkur. Sebagaimana perkataan para ulama :
Tafakkur berfikir tentang keagungan dan kekuasaan Allah, namun tidak untuk memikirkan dzat Allah (karena kita tidak akan mampu). Tadzakkur berarti berdikir secara terus menerus, mampu mengambil pelaajaran. Tadzakkur buah dari tafakkur. Selalu mengingat Allah, dan mengambil pelajaran dari Allah, maka hal itu akan menimbulkan tadzakkur. Maka inilah megapa tadzakkur lebih utama dari tafakkur. Sebagaimana perkataan para ulama :
"Tadzakkur adalah buah dari tafakkur, dan itu adalah hasil akhir, maka tadzakkur lebih tinggi kedudukannya dari tafakkur, karena tafakkur adalah sebagai wasilah atau batu loncatan."
Lawan dari dzikr (ingat) adalah lupa, maka hakikat dari tadzakkur adalah, hadirnya gambaran yang diingat dalam hati, dan tidak akan hilang walau hanya sekejab.
Ibnul Qayyim berkata,
"Oleh karena itu, ayat-ayat Allah yang dibacakan/Qauliyah (Al Quran) ataupun tersaksikan/Kauniyah (alam jagat raya) disebut dengan sebuatn dzikro."
Allah berfirman dalam Surah Ghafir 53-54:
"Sungguh kami telah memberikan kepada Musa, dan telah Kami warisakan kitab ini kepada Bani Israil, untuk menjadi petunjuk dan peringatan bagi orang-orang berfikir (ulil albab)."
Allah berfirman dalam Al Haqqoh 48:
"Sesungguhnya Al Quran ini adalah pengigat dan memberi peringatan".
Allah juga menerangkan ayat Kauniyah dalam surat Al Qaf 6-8:
"Maka apakah mereka tidak melihat langit yang ada di atas mereka,bagaimana Kami meninggikannya dan menghiasinya dan langit itu tidak mempunyai retak-retaksedikitpun? Dan, Kami hamparkan bumi itu dan Kami letakkan padanya gunung-gunung yang kokoh dan Kami tumbuhkan padanya segala macam tanaman yang indah dipandang mata, untuk menjadi pelajaran dan peringatan bagi tiap-tiap hamba yang kembali (mengingat Allah)."
Allah juga menerangkan pelajaran dan peringatan dengan peristiwa dalam Surat Qaf 36-37 :
"Betapa banyak Kami telah hancurkan, binasakan generasi yang lebih kuat dari mereka. Sesungguhnya dalam hal itu ada peringatan bagi orang yang memiliki hati dan mendengar".
Para ulama menjelaskan, Ibnul Qayyim Al Jauziyah, Mukhtashar Madarijus Salikin.
"Manusia terbagi menajdi 3 kelompok, pertama orang yang hatinya mati, maka ayat ayat Allah sedikitpun tidak menjadikannya pelajaran dan peringatan. Kedua orang yang punya hati, dan hatinya hidup, tapi dia tidak mendengar ayat-ayat yang dibacakan, karena ketidakpedulian dia, dan disibukkan dengan ursan dunia. Ketiga orang yang hatinya hidup, ketika dibacan ayat Allah kepada dia, maka dia mendengar, hatinya hadir, pikirannya tidak disibukkan dega urusan lain.
Perumpamaan pertama adalah seperti orang buta dan tuli. Perumpamaan orang kedua adalah seperti orang melihat tapi pandangannya ditujukan pada hal yang tidak semestinya. Perumpamaan orang ketiga seperti orang yang melihat dan fokus pada yang semestinya"
Maka orang -orang yang dapat mengambil peringatan dan juga mendengar adalah seperti dalam syarat Qaf ayat 8 dan Surat Qaf 37.
Pentingnya Tafakkur dalam Islam
- Banyaknya ayat ayat yang memperintahkan untuk tafakkur
- Diberikan pujian dan balasan dunia dan akhirat
- Adanya celaan bagi yg lalai dari tafakkur
- Adanya ancaman bagi yang tdk mau bertafakkur
Bersambung....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar