Beberapa kali mencari tempat ngaji di Bandung, Alhamdulillah nemu masjid yang cocok. Namanya masjid Habibburahman di daerah dekat bandara Husain Sastranegara. Kebetulan waktu itu yang ngasih materinya adalah Ustadz Muhammad Nuzul Dzikry, dan Masya Allah uadem dengerin ceramah beliau. Oke, langsung aja ya ke materi yang sempat saya catat.
Bahagia Dunia Akhirat
Ustadz Muhammad Nuzul Dzikry
Bismillaahirrahmanirrahiim
Kebahagiaan
adalah sebuah kata yang paling dicari oleh setiap makhluk yang hidup di dunia
ini. Kebahagian adalah kata yang sangat diimpikan oleh setiap makhluk yang
disebut manusia.
Kebahagiaan
adalah salah satu sebab manusia rela membanting tulang demi kehidupannya.
Kebahagiaan
adalah salah satus sebab seseorang pergi pagi-pagi buta dan pulang malam hari.
Kebahagiaan
salah satu sebab seorang laki-laki rela mengambil resiko hingga ia berani
meminang seorang wanita.
Kebahagiaan
salah satu sebab wanita berani menerima pinangan seorang laki-laki yang belum dapat
dipastikan apakah ia dapat bertanggung jawab secara penuh atas dirinya.
Namun
betapa banyak orang tidak bahagia dengan hartanya, istrinya, suaminya, anaknya,
cucunya, orangtuanya, apa yang salah dengan mereka? Karena mereka tidak menyandarkan kebahagiaan diatas garis yang telah ditentukan oleh Allah subhanahu
wa Ta’ala, dan kebahagiaan tidak diukur dengan harta, apabila kebahagiaan bisa
diukur dengan harta maka seharusnya Qarun lebih bahagia dari pada Nabi Musa
‘alaihissallam, kebahagiaan tidak diukur dari status sosial dan jabatan, karena
apabila diukur dari status sosial dan jabatan maka Namrud akan lebih bahagia
dari Nabi Ibrahim. Itulah mengapa kebahagiaan hanya dimiliki oleh orang-orang
yang dekat dengan Allah subhanahu wa Ta’ala, karena kebahagiaan hanya milik
Allah subhanahu wa Ta’ala.
Seperti apa yang telah difirmankan Allah subhanahu wa Ta’ala,“Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan”. (QS An Nahl : 97)
Jelas
bahwa, kunci kebahagiaan adalah dengan kembali kepada syari’at Allah subhanahu
wa Ta’ala, seperti firman Allah berikut :
“Katakanlah: Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan Semesta Alam.” (QS. Al An’am : 162).
Dengan
demikian, maka kebahagian itu akan melekat pada diri kita. Namun, siapa yg
mencari kebahagiaan dengan kedudukan, harta, status sosialnya, maka bersiaplah
merana di dalam dunia yang fana ini, Allah subhanahu wa Ta’ala berfirman
“Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta”. (QS Taha 124)
Dengan
begitu, ia tidak akan menemui kebahagian, dan pada hari kiamat dia akan
dibangkitkan dalam keadaaan buta. Hingga pada saatnya tiba kemudian, orang
itu bertanya “Ya Rabb kenapa engkau butakan aku?” .Allah
subhanahu wa Ta’ala menjawab “Karena ketika engkau dihadapkan dengan
peringatan-Ku, agama-Ku, syari’at-Ku, kamu sengaja menutup mata dan telingamu, kamu
tidak mau kembali pada apa yang telah di syari’atkan Allah kepada mu, maka hari
ini pula engkau dilupakan oleh Allah, sebagimana engkau melupakan Allah saat
engkau hidup di dunia.”
Ini merupakan kaedah yg besar, agama ini diturunkan bukan untuk kepentingan Allah subhanahu wa Ta’ala, namun manusialah yang butuh semua ini. Tidak ada sesuatupun yang tidak membutuhkan Allah subhanahu wa Ta'ala, baik itu dari kalangan malaikat yang taat, langit, jin, gunung, lautan maupun manusia, semua sangat fakir kepada Allah subhanahu wa Ta’ala. Semua adalah fakir, semua membutuhkan Allah subhanahu wa Ta’ala.
Allah subhanahu wa Ta’ala berfirman artinya,
"Wahai manusia kalian semua adalah fakir kepada Allah, dan Allah Dia Maha Kaya lagi Maha Terpuji" (QS. Fathir : 15)
Jangan merasa dibutuhkan oleh Allah subhanahu wa Ta’ala, kita melakukan ibadah hanya karena kebutuha kita sendiri.
Dengan demikian, mari kita isi detik-detik ini, menit-menit ini, jam-jam ini dengan menuntut ilmu dari Allah subhanahu wa Ta’ala, pelajari Al Quran nul Karim, hadist Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam, karena hal ini adalah kunci kebahagiaan.
Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Tidaklah ada sebuah kaum atau sekelompok orang yg berkumpul di rumah-rumah Allah, mereka membaca dan belajar kitab Allah Al Qur’an nul Karim, tidaklah kecuali ketenangan dan kebahagiaan akan masuk kedalam hati mereka dan rahmat akan menerangi mereka, dan malaikat Allah akan menaugi mereka, juga Allah akan menyebutkan satu demi satu nama mereka dihadapan malikat-malaikat Nya”
Siapa ingin bahagia? Tapi tidak baca Qur’an dan mengaplikasikan sunnah Rasulallah shalallahu ‘alaihi wa sallam, maka hal itu tidak akan pernah terjadi, bagaikan ingin melayarkan sebuah kapal di daratan. Tidak mungkin terjadi, ini adalah janji Allah, dan Allah subhanahu wa Ta’ala tidak mungkin mengingkari janji-Nya, Allah subhanahu wa Ta’ala katakan bahwa apabila kalian ingin bahagia maka kembalilah kepada Al-Qur’an. Percayalah pada Al-Qur’an dan sunnah Rasulallah shalallahu ‘alaihi wa sallam.
Diantara kunci kebahagiaan lainnya adalah kita punya jiwa sosial yang tinggi, jika anda ingin bahagia buat orang lain bahagia terlebih dahulu, jika anda ingin tersenyum buat orang lain tersenyum terlebih dahulu. Jika kita berusaha membahagiakan juga menentramkan hati orang lain, maka kita kan dibalas sesuai kebaikan yang kita berikan pada orang lain.
Semoga Allah subhanahu wa Ta’ala senantiasa memberikan petunjuk dan kemudahan agar istiqomah.
Wal hamdulillaah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar