Kamis, 14 November 2019


Permasalahannya bukalah apakah kita mencintai Allah, tapi permasalahannya adalah apakah cinta kita dibalas oleh Allah.

Jangan mengaku cinta dan dicintai Allah tanpa ilmu. Banyak orang yang mengaku cinta kepada Allah dengan amalan-amalan yang menurut mereka akan mendatangkan kecintaan Allah kepada mereka, tapi pada kenyataannya Allah murka dengan perbuatannya. Seperti orang yang mengaku cinta kepada Allah dengan melakukan bom bunuh diri, apakah Allah akan cinta dengannya? Tidak.

Lalu bagaimana agar kita dicintai oleh Allah?
Menurut Ibnul Qoyyim, ada 10 hal yang dapat membuat Allah cinta kepada hambanya.
1. Mendekat dengan Al-Qur'an.
2. Mengamalkan ibadah-ibadah sunnah.
3. Selalu mengingat Allah dimanapun dan kapanpun dengan berdzikir.
4. Selalu mendahulukan apa yang Allah cintai daripada apa yang kita cintai.
5. Berusaha memahami nama-nama dan sifat-sifat Allah.
6. Berusaha mensyukuri nikmat Allah.
7. Merasa rendah dihadapan Allah.
8. Bermunajat kepada Allah di sepertiga malam terakhir.
9. Bergaul dengan orang-orang shaleh.
10. Menjauhi segala sebab yang mengotori hati kita (maksiat).

Dan ingatlah, memang tidak mudah bisa mengamalkan semua hal tersebut, kita harus mempersiapkan hati dan meniatkan diri untuk bisa melakukannya. Dan barangsiapa yang mampu melakukannya, Allah tidak akan tidak cinta kepadanya.



Catatan kajian "Agar Dicintai Allah Subhanau Wa Ta'ala"
Oleh Ustadz Firanda Andirja Hafidzahullah
Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=a6Z5VSWvp-k
0

Jumat, 11 Oktober 2019


 TENTANG KEBAHAGIAAN
“Allah menjadikan kebahagiaan bukan pada harta,
Allah menjadikan kebahagiaan bukan pada popularitas,
Allah menjadikan kebahagiaan bukan pada jabatan,
Tapi Allah memberi kebahagiaan pada jantung dan hati yang mana semua manusia memilikinya.”
(Ustadz Syafiq Riza Basalamah, MA)

TENTANG HAKIKAT DUNIA
"Kenikmatan dunia itu tidaklah kekal, ia pasti akan hilang. Maka tidak sepatutnya bagi orang yang berakal untuk berbangga dengan perhiasan dunia, sementara kita tidak tau kapan kita akan meninggal."
(Ustadz Beni Sarbeni, Lc)

TENTANG SIFAT ALLAH
"Allah menciptakan semua berpasang-pasangan. Ada pria ada wanita,ada jantan ada betina, ada api ada air, ada atas ada bawah. Semua Allah cipatakan berpasang-pasangan, supaya manusia mengetahui bahwasanya yang Maha Ganjil (Al-Witir) hanyalah Allah Subhanahu Wa Ta'ala."
(Ustadz Firanda Andirja)

TENTANG DICINTAI ALLAH
"Jangan-jangan cinta kita kepada Allah adalah cinta bertepuk sebelah tangan. Kata Ibunul Qoyim, perkaranya bukan apakah kita cinta kepada Allah, tapi perkaranya adalah apakah kita dicintai Allah."
(Ustadz Firanda Andirja)

TETANG BERHUSNUDZAN KEPADA ALLAH
"Orang yang imannya kuat pada takdir, maka dia akan berhusnudzan kepada Allah."
(Ustadz Yahya Badru Salam)

TENTANG ILMU

“Ilmu itu apa saja yang difirmankan oleh Allah dan dijelaskan oleh Rasulallah juga dipahami oleh mereka (para sahabat).”
(Ustadz Abu Umar Indra)

TETANG AKHLAK
"Dua hal yang dapat kalian berikan kepada semua orang tanpa bisa habis adalah wajah yang ceria dan akhlak yang mulia."
(Ustadz Syafiq Riza Basalamah, MA)

TENTANG BERPEGANG PADA SUNNAH
"Megapa sunnah harus kuat digigit dengan geraham? Karena kedudukan sunnah akan menjadi asing dan jika tidak digenggam, maka ia akan hilang karena zaman.”
(Ustadz Abu Umar Indra)

TENTANG MENIKAH 
"Dan bagaimana pernikahanmu dikatakan menyempurnakan agama jika engkau sendiri tidak mengerti agama? Bahkan separuh pun engkau tak memilikinya."
(Muhammad Nurdin)

TENTANG KEBERKAHAN ILMU
"Keberkahan ilmu itu merupakan kebaikan yang ada dalam ilmu tersebut. Ilmu yang berkah akan menjadikan pemiliknya semakin bertaqwa, dan merubah kebiasaan buruk menjadi baik hingga berdampak baik untuk orang lain."
(Ustadz Nuzul Dzikri, Lc)

TETANG INSTROPEKSI
"Barangsiapa yang selalu menghisab amalan mereka di dunia, maka hisab di akhirat akan terasa ringan. Dan sebaliknya, barangsiapa yang tidak pernah muhasabah terhadap diri sendiri, maka ia akan mendapat hisab yang berat di akhirat."
(Ustadz Abu Haidar Assundawy)

TETANG DZIKIR
"Bila hati telah terbang kepada Allah, maka hati tidak akan pernah merasa lelah."
(Ustadz Abu Umar Indra)
"Dengan selalu berdikir, hati akan menjadi tenang. Dan dengan selalu ingat Allah, Allah pun akan mengingat kita."
(Ustadz Abu Umar Indra)

TENTANG PEMIMPIN

"Pilih pemimpin yang kenal dengan agama. Memang, tidak ada orang sempurna. Tapi ada orang yang mau berusaha mejadi bagian dari kesempurnaan. Pilih dia.."
(Ustadz Subhan Bawazier)

TENTANG TEMAN
"Seiring dengan bertambahnya usia, bertambah dewasanya pola pikir seseorang, bertambah pahamnya ia akan tujuan hidupnya, ia akan menyadari bahwasanya ia tidak lagi butuh banyak teman. Cukup mereka saja yang setia dan mau bersama-sama menempuh beratnya perjalanan ke Surga."
(Ustadz Boris Tanesia)

TENTANG CINTA
"Cinta yang bukan karena Allah, hanya akan mendatangkan kesengsaraan."
(Ustadz Fadlan Fahamsyah)

TENTANG TAWAKKAL
"Jangan khawatirkan Allah tidak menepati janji atas tawakalmu, tapi khawatirkan keimananmu dan keyakinanmu terhadap janji Allah."
(Ustadz Badru Salam)
TENTANG IKHLAS
"Jika kita ikhlas (melakukan segala sesuatu hanya karena Allah), maka kita tidak akan pernah sakit hati akan apapun yang terjadi."
(Ustadz Syafiq Riza Basalamah)

TENTANG TAWADHU'
"Jangan pernah merasa dirimu lebih baik dari orang lain. Bila kamu melihat muslim yang lebih tua, maka bilanglah pada dirimu sendiri, "Pasti amal dia lebih banyak dariku". Sedangkan apabila kamu melihat muslim yang lebih muda, maka katakan pada dirimu, "Pasti dosa dia lebih sedikit dari dosaku."
(Ustadz Khalid Basalamah)

0

Jumat, 05 Juli 2019

Introduction of The Ideal Muslim Woman's Book by Dr Ali Al Hashimi 

Diterjemahkan oleh Trisna Ari Roshinta
Bandung, 3 Dzulqaidah 1440 H


Keseimbangan dalam hidup seorang muslimah adalah sebuah kepemahaman yang harusnya bisa di jiwai oleh semua muslimah. Bagi mereka yang ingin mencari jati diri seorang wanita muslimah, pasti akan ada kegundahan dalam hatinya tentang seperti apa menjadi wanita muslimah yang diinginkan dalam islam. Atau ada beberapa wanita muslimah yang bahkan tidak memikirkan mengenai bagaimana menjadi wanita ideal dalam islam.

Keislaman seorang wanita memang menyeluruh dalam segala aspek, baik aspek besar dan aspek kecil. Kontradiksi yang ada dalam diri seorang wanita adalah hal yang tidak seharusnya ada.  Betapa banyak kontradiksi ini terjadi ketika seorang muslimah megamalkan secara totalitas pada suatu aspek dan mengabaikan aspek yang lain. Betapa banyak kita menemui (1) seorang wanita yang beriman dan berakhlak baik, menunaikan segala ibadah dalam agamanya, namun melalaikan kebersihan dan tidak peduli dengan badannya; (2) atau mungkin wanita yang begitu memperhatikan tubuh dan kesehatannya, namun gagal dalam melaksanakan amalan-amalan yang dianjurkan dalam agamanya; (3) atau wanita yang melakukan segala amalan-amalan yang diperintahkan agama, namun dia tidak memiliki pemahaman yang baik mengenai pandangan Islam secara menyeluruh dan hidup bersosial; (4) atau seorang wanita yang mungkin sangat religius, tetapi gagal dalam mengontrol lidahnya dan menahan diri dalam gosip dan fitnah; (5) atau dia adalah wanita yang religius dan berpengetahuan, tapi tidak memperlakukan tetangga dan teman-temannya dengan baik; (5) atau seseorang wanita yang memperlakukan orang asing dengan sangat baik, namun ia gagal dalam memberikan cinta dan penghormatan kepada orangtua sebagaimana layaknya mereka dapatkan; (6) atau mungkin dia memperlakukan orangtua mereka dengan sangat baik, tapi mengabaikan hak-hak suaminya dan gagal menjadi istri yang baik untuknya; (7) atau seorang wanita yang bersolek agar terlihat cantik dihadapan teman-temannya, tapi dia tidak peduli dengan penampilannya dihadapan suaminya; (8) atau seorang wanita yang sangat peduli terhadap suami, tapi tidak peduli dengan orangtuanya dan tidak mendorong orangtuanya dalam beragama dan takut kepada Allah; (9) atau seorang wanita yang menghormati hak-hak suami, tapi gagal dalam membesarkan anak, mengajarkan agama, mengembangkan fisik dan mental anak, memantau pengaruh lingkungan tidak baik; (10) atau seorang wanita yang mungkin memperhatikan aspek-aspek diatas, namun gagal dalam menjaga tali persaudaraan; (11) atau seseorang yang mungkin bisa menjaga tali persaudaraan, namun gagal dalam bersosial, dan hanya memfokuskan pada hubungan secara pribadi tidak memberikan perhatian kepada muslim wanita dan laki-laki secara umum; (12) atau mungkin seorang wanita yang fokus terhadap hubungan pribadi dan masayarakat secara umum, tapi ia lupa dalam meningkatkan pengetahuaanya dengan membaca dan mencari ilmu secara berkelanjutan; (13) atau seorang wanita yang mungkin sangat totalitas dalam membaca dan belajar, tapi ia lupa dengan rumahnya, lupa dengan anak-anaknya, lupa terhadap suaminya.

Apa yang aneh sesungguhnya adalah kontradiksi dari semuanya, mungkin diantara mereka ada yang menyadari bahwa dirinya adalah seorang wanita yang telah mengenal islam secara luas. Mungkin ini adalah salah satu alasan dari kelalaian dan kecerobohan, atau mungkin menjadi sumber kegagalan dalam memahami secara menyeluruh dari ide keseimbangan dimana Islam mendasarkan hal itu dari berbagai sudut pandang, mulai dari manusia, kehidupan, dan alam semesta. Ini sebuah pandangan yang mana menempatkan segalanya pada tempat yang pantas dalam kehidupan, tanpa melalaikan satu aspek dan melebihkan aspek yang lain.

Sumber yang haq dalam islam, Al Qur’an dan Sunnah, mejelaskan bahwa muslimah ideal harus memahami hubungan dengan Rabbnya, hubungan dalam pengembangan diri, hubungan dengan sesama, dan hubungan dalam bermuamalah. Siapapun yang meluangkan waktu untuk mempelajari hubungan tersebut, mereka akan paham mengenai aspek besar dan kecil dalam kehidupan wanita, mengatur aturan untuk menjaga keseimbangan, kejujuran, budi luhur yang akan memberikan kebahagiaan dan kesuksesan di dunia, dan sebuah kemenangan besar dan juga pahala di akhirat.

Saya dicengangkan ketika menyadari seberapa jauh wanita muslimah modern yang jatuh dari derajat kemuliaan yang mana Allah inginkan untuknya. Tidak ada yang menghalangi antara dirinya dan pencapaian dari derajat kemuliaan itu kecuali keinginan untuk membuktikan dirinya dalam mempelajari Islam secara haq yang telah didefiniskan dalam Al Quran dan Sunnah, yang mana akan membuat dia menjadi seseorang yang mulia, wanita mulia yang dikenali dari perasaanya, pemikirannya, kebiasannya, dan perilaku dalam mematuhi peraturan dalam agamanya.

Ini adalah hal penting bahwa wanita seharusnya berusaha mencapai tingkat yang mulia, karena pengaruhnya yang besar dalam melahirkan generasi yang baik, mendidik dengan nilai karakter, memberikan mereka cinta, keamanan dan keindahan, membangun suasana keamanan, ketenangan dan kestabilan dalam rumah.

Muslimah adalah wanita yang memiliki potensi dalam mencapai tingkat kemuliaan dimana wanita modern dilelahkan oleh filosofi meterialistik dan gelombang ketidaktahuan (jahiliyah) yang telah menyebar luas dalam masyarakat dan jauh dari petunjuk Allah. Seorang wanita dapat mencapai level kemulian melalui pengetahuannya dan memperhatikan perintah yang diajarkan dalam Al Qur’an dan Sunnah serta naluri karakter yang Allah takdirkan untuk dimiliki wanita, yang mana hal itu akan membedakan dari seluruh wanita di dunia. Jadi saya mulai mengumpulkan tulisan dari Al Quran dan hadist shahih yang berbicara mengenai karakter muslimah, dan saya mengurutkannya berdasarkan pokok bahasan. Hal ini membuat saya menulis isu wanita secara umum, seperti berikut:  
  • Muslimah dan Rabb nya;
  • Muslimah dan dirinya sendiri;
  • Muslimah dan orang tua;
  • Muslimah dan suaminya;
  • Muslimah dan anak-anaknya;
  • Muslimah dan saudaranya;
  • Muslimah dan kerabatnya;
  • Muslimah dan tetangganya;
  • Muslimah dan teman-temannya;
  • Muslimah dan komunitas dan masyarakat;

Sebuah fakta penting, yang sering kita abaikan, yaitu keberkahan Allah kepada setiap muslimah sesungguhnya sangat besar. Islam telah menyelamatkan wanita dari penghinaan, yang mana wanita tidak memiliki nilai, tidak dipedulikan dan menjadi budak dari kaum laki-laki, dan Islam telah mengangkat mereka ke level tertinggi dalam kehormatan dan kemuliaan wanita, bebas dari beban yang melelahkan dalam berjuang atas dirinya sendiri dan mencari nafkah, bahkan jika dia kaya dia tidak perlu mengurus dirinya. Islam telah membuat wanita itu bebas, berhak untuk menyimpan kekayaan milikya – jika dia kaya – sebagaimana dia inginkan dan sebanding dengan laki-laki dalam urusan beribadah. Wanita memiliki hak dan kewajiban, sama halnya seperti laki-laki yang memiliki hak dan kewajiban. Wanita dan laki-laki memiliki kedudukan yang sama dihadapan Allah dan diberikan pahala dan dosa yang sama pula.

Keberkahan dalam Islam tidak hanya berhenti dalam mengentaskan wanita dari penghinaan dan keterbelakangan menjadi mulia, aman dan terjaga. Islam juga fokus pada pembentukan dan pengembangan aspek dalam kepribadian, apakah itu berpengaruh pada dirinya sendiri atau dalam hubungannya dengan keluarga dan masyarakat.

Bagaimana islam mebentuk kepribadian wanita? Bagaimana pengembangan karakter seorang wanita hingga mencapai kedudukan yang tinggi yang bahkan tidak pernah sebelumnya dicapai dalam sejarah manusia, kecuali dalam agama Islam? Ini adalah pertanyaan besar. Saya meminta kepada Allah untuk menerima kerja saya dan menjadikan itu murni atas ridho Allah. Mungkin Allah memberikan ilmu melalui buku ini, membuat ini menjadi sebuah sumber dari pahala untuk saya dalam kehidupan akhirat kelak, dan membuat buku ini membantu saya dalam hari Kebangkitan. Semoga Allah membimbing saya melalui buku ini, dan menjauhkan saya dari kesalahan berfikir, pengaruh yang buruk, kelalaian dalam menulis dan kelemahan dalam berargumen serta tulisan yang ambigu.


Dr. Muhammad Ali al-Hashimi
Riyadh
20th Sha’ban 1414 H / 2nd January 1994 M





*Untuk para wanita, silakan membaca selengkapnya pada buku beliau.
0

Jumat, 26 April 2019


Catatan Kajian, Ustadz Abu Haidar As Sundawi hafidzahullah | 23 April 2019 | "Amalan Hati"




Keutamaan Tafakkur
Imam As Syafi'i berkata,
"Bertafakkur sebentar tentang hadist lebih baik dan lebih aku sukai dari pada sholat 1000 raka'at."

Ibnu Abbas berkata,
“Dua rakaat sederhana yang penuh penghayatan dari apa yang dibaca oleh bibir, lebih baik daripada qiyamul-lail namun hatinya lalai.”

Dari Muhammad bin Ka’ab al-Qarzhi berkata,
"Membaca surat al-Zalzalah dan al-Qari’ah semalaman hingga pagi itu lebih aku sukai daripada membaca al-Qur’an ini semalaman dengan ala kadarnya."

Umar bin Abdul Aziz berkata,
“Tafakkur tantang nikmat-nikmat Allah termasuk diantara ibadah yang paling agung”.


Perbedaan Tafakkur dan Tadzakkur

Menurut Bahasa :

  • Tafakkur secara bahasa adalah berbolak baliknya hati dalam memikirkan sesuatu (menimbang-nimbang sesuatu untuk memperoleh apa yang beum diketahui).
  • Tadzakkur secara bahasa adalah mengingat ingat sesuatu, atau dalam konteks tertentu maknanya adalah mengambil faedah.

Menurut Istilah:
  •  Tafakkur secara istilah adalah bolak baliknya berfikir untuk memahami sesuatu untuk memperoleh faidah (faidah baik ataupun buruk).

Aspek Perbedan :

Tafakkur berfikir tentang keagungan dan kekuasaan Allah, namun tidak untuk memikirkan dzat Allah (karena kita tidak akan mampu). Tadzakkur berarti berdikir secara terus menerus, mampu mengambil pelaajaran. Tadzakkur buah dari tafakkur. Selalu mengingat Allah, dan mengambil pelajaran dari Allah, maka hal itu akan menimbulkan tadzakkur. Maka inilah megapa tadzakkur lebih utama dari tafakkur. Sebagaimana perkataan para ulama :
"Tadzakkur adalah buah dari tafakkur, dan itu adalah hasil akhir, maka tadzakkur lebih tinggi kedudukannya dari tafakkur, karena tafakkur adalah sebagai wasilah atau batu loncatan."

Lawan dari dzikr (ingat) adalah lupa, maka hakikat dari tadzakkur adalah, hadirnya gambaran yang diingat dalam hati, dan tidak akan hilang walau hanya sekejab.

Ibnul Qayyim berkata,
"Oleh karena itu, ayat-ayat Allah yang dibacakan/Qauliyah (Al Quran) ataupun tersaksikan/Kauniyah (alam jagat raya) disebut dengan sebuatn dzikro."

Allah berfirman dalam Surah Ghafir 53-54:
"Sungguh kami telah memberikan kepada Musa, dan telah Kami warisakan kitab ini kepada Bani Israil, untuk menjadi petunjuk dan peringatan bagi orang-orang berfikir (ulil albab)."


Allah berfirman dalam Al Haqqoh 48:
"Sesungguhnya Al Quran ini adalah pengigat dan memberi peringatan".

Allah juga menerangkan ayat Kauniyah dalam surat Al Qaf 6-8:
"Maka apakah mereka tidak melihat langit yang ada di atas mereka,bagaimana Kami meninggikannya dan menghiasinya dan langit itu tidak mempunyai retak-retaksedikitpun? Dan, Kami hamparkan bumi itu dan Kami letakkan padanya gunung-gunung yang kokoh dan Kami tumbuhkan padanya segala macam tanaman yang indah dipandang mata, untuk menjadi pelajaran dan peringatan bagi tiap-tiap hamba yang kembali (mengingat Allah)."

Allah juga menerangkan pelajaran dan peringatan dengan peristiwa dalam Surat Qaf 36-37 :
"Betapa banyak Kami telah hancurkan, binasakan generasi yang lebih kuat dari mereka. Sesungguhnya dalam hal itu ada peringatan bagi orang yang memiliki hati dan mendengar".

Para ulama menjelaskan, Ibnul Qayyim Al Jauziyah, Mukhtashar Madarijus Salikin.
"Manusia terbagi menajdi 3 kelompok, pertama orang yang hatinya mati, maka ayat ayat Allah sedikitpun tidak menjadikannya pelajaran dan peringatan. Kedua orang yang punya hati, dan hatinya hidup, tapi dia tidak mendengar ayat-ayat yang dibacakan, karena ketidakpedulian dia, dan disibukkan dengan ursan dunia. Ketiga orang yang hatinya hidup, ketika dibacan ayat Allah kepada dia, maka dia mendengar, hatinya hadir, pikirannya tidak disibukkan dega urusan lain.

Perumpamaan pertama adalah seperti orang buta dan tuli. Perumpamaan orang kedua adalah seperti orang melihat tapi pandangannya ditujukan pada hal yang tidak semestinya. Perumpamaan orang ketiga seperti orang yang melihat dan fokus pada yang semestinya"

Maka orang -orang yang dapat mengambil peringatan dan juga mendengar adalah seperti dalam syarat Qaf ayat 8 dan Surat Qaf 37.


Pentingnya Tafakkur dalam Islam
  • Banyaknya ayat ayat yang memperintahkan untuk tafakkur
  • Diberikan pujian dan balasan dunia dan akhirat
  • Adanya celaan bagi yg lalai dari tafakkur
  • Adanya ancaman bagi yang tdk mau bertafakkur

Bersambung....









0

Kamis, 18 April 2019

Catatan Kajian Ustadz Beni Sarbeni | 3 April 2019 | Masjid An Nafi' Bandung pukul 10.00 WIB


Bangga dengan karya dunia adalah sifat jahiliyah. Allah telah berfirman dalam surat  Al Ankabut ayat 64:

وَمَا هَٰذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَهْوٌ وَلَعِبٌ ۚ وَإِنَّ الدَّارَ الْآخِرَةَ لَهِيَ الْحَيَوَانُ ۚ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ

"Dan tidaklah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, jika mereka mengetahui."

Sungguh, jangan pernah menjual dunia demi akhirat. Apapun yang kita lakukan maupun ucapkan, Allah Maha Tau yang ada dalam hati dan diri kita, termasuk niat dalam hati kita. Tak perlu menjual akhirat demi dunia dengan mengejar kenikmatan dunia.

Kita Harus Cerdas di Dunia ini

Setiap ada ayat mengenai kehinaan dunia, Allah menutupnya dengan kalimat :
"Tidakkah kalian berakal? "
Perlu manusia sadari bahwa setiap orang pasti akan mati. Dunia sungguh hanya sementara, dia adalah tempat untuk mencari bekal akhirat. Tidak akan ada sedikitpun harta dari dunia akan dibawa. Lalu untuk apa mengejar dunia. 

Dunia yang kita kejar akan lari. Tapi ketika kita meninggalkan dunia, ia akan datang dengan kedaan hina.
Rasulallah bersabda,

"Barangsiapa tujuan hidupnya adalah dunia, maka Allâh akan mencerai-beraikan urusannya, menjadikan kefakiran di kedua pelupuk matanya,dan ia mendapat dunia menurut apa yang telah ditetapkan baginya. Dan barangsiapa yang niat (tujuan) hidupnya adalah negeri akhirat, Allâh akan mengumpulkan urusannya, menjadikan kekayaan di hatinya, dan dunia akan mendatanginya dalam keadaan hina."

Kenikmatan dunia tidak kekal, ia pasti akan hilang. Maka tidak sepatutnya bagi orang yangg berakal untuk bangga dalam perhiasan dunia, sementara kita tidak tau kapan kita meninggal. Dalam surat Al Lukman ayat 62, Allah berfirman :
Setiap jiwa tidak tau apa yang akan dia dapat esok hari. Setiap jiwa tidak tau dimana ia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Tau.

Kita harus berusaha mati dengan baik. Kita tidak akan ditanya mengenai dunia, kenapa kita tidak jadi profesor?, kenapa kita tidak sekolahkan anak sampai luar negeri?, sekali lagi tidak. Justru kita akan ditanya, Bagaimana kita mentauhidkan Allah? Apakah kita sudah beribadah sesuai syari'at? Bagaimana kita mengenal Rasulallah. Bagaiamana kita mencari ilmu akhirat?

Maka tidak sepatutnya menghinakan diri dalam pencarian dunia. Yakini bahwa menyibukkan diri dgn dunia dan mencari dunia dgn yg haram adalah kerugian besar. Ada rincian mengenai bangga dengan dunia.
1. Hati yang terpikat dengan dunia
2. Mencari dunia dengan cara yang haram
3. Menyibukkan diri dengan dunia

Maka hati-hatilah dengan bangga terhadap dunia. Hati harus selalu bersikaplah tenang, pasrah dan tawakkal kepada Allah Ta'ala, sebaik baik Pengatur.


Wallahu a'lam bissawab.
1

Senin, 08 April 2019

Catatan Kajian, Ustadz Resa Gunarsa,  Lc | 8 April 2019 | Masjid Al Asy-ari UNISBA

Jika tamu istimewa itu akan datang, maka kita akan mempersiapkan kedatangannya dengan sempurna. Kita akan sibuk mempersiapkan diri. Kita bahkan tidak sabar bertemu dengannya. Itulah jika tamu agung itu akan datang. Siapa tamu itu? iya Ramadhan. Sambutlah ia dengan sebaik-baik persiapan yang kita mampu lakukan.

Bagaimana Cara Menyambut Ramadhan?

1. Kita harus berbahagia terhadap Ramadhan.
Kita harus bahagia, karena salah satu tanda orang beriman adalah senang dengan amalan yang ada pada dirinya, ilmunya, dzikirnya, sedekahnya, bahkan dengan majelis ilmunya. Ia akan bahagia dengan segala sesuatu yang datang dari Allah, termasuk amalan puasa dalam bulan Ramadhan.

2. Berdoa kepada Allah agar kita dapat berjumpa dengannya.

Walaupun Ramadhan tinggal hitungan hari, tapi kita tidak tau, apakah kita masih hidup atau tidak. Karena seungguhnya, segala urusan orang mukmin itu ada pada Allah. Maka jangan kita lupakan do'a kepda Allah agar kita dipertemukan dengan Ramadhan. 
Maka berdoalah "Ya Allah sampaikanlah kami kepada Ramadhan".

3. Kuatkan tekad.
Kita perlu menguatkan tekad untuk bersungguh sungguh mengisi bulan Ramadhan dengan full ibadah kepada Allah. Sesungguhnya, seseoarang itu tergantung tekadnya untuk mendapatkan sesuatu. Salah satu cara untuk membulatkan tekad adalah kita anggap bahwa bulan Ramadhan yang kita jalani saat ini adalah Ramadhan terakhir bagi kita. Dan itu bukan hanya angan-angan, tapi sangat mungkin memang akan menjadi Ramadhan terakhir. Maka bulatkan tekad untuk :
-puasa penuh
-tarawih full
-khatam al quran
-perbanyak sedekah
-perbanyak iktikaf

4. Bertawakal kepada Allah dan Beristi'anah.
Kita perlu menyerahkan segala urusan kita dan isti'anah (memohon bantuan) kepada Allah. Tekat harus disertai dengan tawakkal dan isti'anah kepada Allah. Jangan sekali kali, kita dalam urusan ibadah mengandalkan diri kita sendiri. Manusia adalah lemah. Kita diciptakan sangat lemah. Maka kita perlu bantuan Allah. Seperti dalam surat At-Thalaq/65:3
Barangsiapa bertawakkal kepada Alah, maka akan dicukupkan urusannya.

Maka mintalah bantuan kepada Allah, degan kalimat yang termasuk istianah saat memasuki bulan Ramadhan, laa hawla wa laa quwwata illa billah

5. Bertaubat kepada Allah, dan memperbanyak istighfar

Inti dari aktivitas Ramadhan adalah ibadah, melakukan amal shaleh. Maka agar kebaikan bulan Ramadhan itu kita raih, maka hati kita harus bersih, hati kita harus kuat. Sedangkan hati yang kotor dan lemah, akan susah dalam beribadah kepada Allah. Allah sediakan cara untuk membersihkan hati, yaitu degan betaubat dan beristigfar. Maka perbanyaklah istigfar. Dan salah satu tanda hati yang bersih adalah, dia tidak akan pernah kenyang membaca Al Quran.

6. Melakukan pembiasaan/latihan-latihan
Rasulallah, dari 11 bulan sebelum Ramadhan, paling banyak berpuasa sunnah adalah di bulan Sya'ban. Hal ini adalah bentuk persiapan sebelum memasuki bulan Ramadhan. Maka kita juga perlu latihan dengan memperbanyak puasa sunnah di bulan Sya'ban.

7. Persiapkan ilmu berkaitan dengan Ramadhan secara khusus
Kita perlu belajar ilmu secara khusus mengenai puasa. Dan setiap ibadah yang kita hadapi, harus dihadapi terlebih dahulu dengan ilmu. Karena ibadah tanpa ilmu adalah kekeliruan. Ilmu yang keliru akan mengakibatkan ibadah tidak sesuai degan tuntunan. Ibadah yang tidak sesuai tuntunan akan tidak sempurna bahkan tertolak. Maka kita perlu mempelajari ilmu mengenai puasa ini secara menyeluruh. Ilmu puasa diklasifikasikan menjadi 4 :
a. Fadilah puasa
b. Hikmah puasa
c. Hukum puasa (aturan dalam puasa (fikih puasa), syarat, hal yang makruh, hal yang dilakukan jika kita tdk bisa berpuasa, dsb)
d. Adab berpuasa

Demikian persiapan yang perlu kita lakukan sebelum berpuasa. Semoga bermanfaat. Dan selamat menyambut bulan Ramadhan dengan bahagia.






















0

Senin, 01 April 2019

Merenungi hakikat kehidupan yang sangat sebentar ini kadangkala adalah perlu. Mungkin bukan kadangkala perlu, tapi wajib bagi setiap manusia yang masih hidup dan hal ini harus dicamkan sedalam-dalamnya pada diri seorang manusia. Dan bagiku, merenungki hakekat kehidupan sangatlah besar maknanya. Ia dapat mengubah cara pandang kita terhadap kehidupan ini, menata tujuan dan berimplikasi pada apa dan bagaimana sesuatu kita kerjakan.

Sebuah kabar telah sampai kepadaku, bahwa orang-orang yang telah meninggal, memiliki penyesalan yang sangat luar biasa. Mereka sangat menyesali kesempatan waktu yang Allah berikan kepada mereka semasa hidup, tidak mereka gunakan semaksimal mungkin untuk beribadah kepada Allah. Mereka terus meyesalinya dan berharap untuk dihidupkan kembali. Hingga mereka meminta kepada Allah untuk dikembalikan ke dunia, walau hanya sejenak. Untuk apa? hanya untuk menyedekahkan harta yang ia dulu miliki atau hanya untuk mengerjakan shalat 2 raka'at sebelum subuh. Tapi itu semua tidaklah mungkin. Hal itu mustahil. Masa beramal akan terputus saat kematian datang. Tidak ada lagi jalan untuk beribadah. Bahkan penyesalan orang-orang yang telah meninggal tidak akan berguna. Kematian adalah awal dari pembalasan atas apa yang telah mereka kerjakan semasa hidup.

Abdullah bin Busr radhiyallahu ‘anhu mengatakan, “Ada dua orang Arab badui datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Salah satunya bertanya kepada beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Hai Muhammad, siapakah lelaki yang terbaik?’ ‘Yang panjang umurnya dan baik amalnya.’ jawab Rasulullah. Kemudian yang satu lagi bertanya, ‘Sesungguhnya ajaran Islam terlampau banyak bagi kami, lalu adakah amalan yang mencakup banyak kebaikan yang dapat kami tekuni?’ ‘Usahakan agar lisanmu selalu basah dengan dzikrullah’, jawab Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (HR. Ahmad dengan sanad shahih)

Baca selengkapnya https://muslimah.or.id/2790-angan-angan-mereka-yang-telah-tiada.html

Sungguh, bagi kita yang sekarang hidup, mengerjakan 2 raka'at sebelum subuh atau bersedekah adalah sesuatu yang mudah, bahkan kadang lupa atau bisa jadi memang tidak pernah menjadi agenda kita. Padahal lihatlah, orang-orang yang telah meninggal, mereka sungguh sangat menginginkan untuk mengerjakan sesuatu yang saat ini sangat mampu kita lakukan. Orang-orang yang sudah meninggal sangat menginginkan berada pada posisi kita saat ini, iya kembali hidup untuk melakukan amal kebaikan, semaksimal mungkin. Bila kesempatan kedua untuk hidup itu ada, mereka tidak akan menyiakan waktu, walau sedetik sekalipun tanpa beribadah kepada Allah. Mereka tidak akan berfikir untuk menumpuk harta. Mereka tidak akan mengejar tahta dan jabatan. Mereka tidak peduli dengan popularitas. Mereka tidak akan meninggalkan perkara wajib. Mereka tidak akan menyiakan perkara sunnah. Yang terus mereka fikirkan adalah mencari bekal yang Allah berikan pada kesempatan kedua ini. Mereka tidak mau mengulangi penyesalan terbesar. Mereka tidak mau menjadai orang yang rugi, walau sedetik sekalipun. Mereka tidak mau menjadi orang yang diadzab walau karena maksiat sekecil debu sekalipun.

Lalu Bagaimana Kita Seharusnya Hidup Saat Ini?

Coba renungkanlah perkataan dari seorang Tabi'in ini:
Ibrahin At Taimi mengatakan, “Aku membayangkan tatkala diriku dicampakkan ke neraka, Lalu kumakan buah Zaqqum dan kuminum nanah, sedang tubuhku terkait dengan rantai dan belenggu. Saat itu kutanya diriku, “Apa yang kamu dambakan sekarang?” maka jawabnya, “Aku ingin kembali ke dunia dan beramal shalih,” maka aku berkata, “Engkau sedang berada dalam angan-anganmu sekarang, maka beramallah!” (Lihat Umniyat al Mauta)

Baca selengkapnya https://muslimah.or.id/2790-angan-angan-mereka-yang-telah-tiada.html
Ibrahin At Taimi mengatakan, “Aku membayangkan tatkala diriku dicampakkan ke neraka, Lalu kumakan buah Zaqqum dan kuminum nanah, sedang tubuhku terkait dengan rantai dan belenggu. Saat itu kutanya diriku, “Apa yang kamu dambakan sekarang?” maka jawabnya, “Aku ingin kembali ke dunia dan beramal shalih,” maka aku berkata, “Engkau sedang berada dalam angan-anganmu sekarang, maka beramallah!” (Umniyat al Mauta)
Ibrahin At Taimi mengatakan, “Aku membayangkan tatkala diriku dicampakkan ke neraka, Lalu kumakan buah Zaqqum dan kuminum nanah, sedang tubuhku terkait dengan rantai dan belenggu. Saat itu kutanya diriku, “Apa yang kamu dambakan sekarang?” maka jawabnya, “Aku ingin kembali ke dunia dan beramal shalih,” maka aku berkata, “Engkau sedang berada dalam angan-anganmu sekarang, maka beramallah!” (Lihat Umniyat al Mauta)

Baca selengkapnya https://muslimah.or.id/2790-angan-angan-mereka-yang-telah-tiada.html
Sungguh, penyesalan itu akan ada. Dan harapan untuk memperbaiki penyesalan dikesempatan kedua itu pasti ada. Saat ini lah kesempatan kedua itu terwujud. Iya, saat ini kita masih hidup. Allah masih memberi kesempatan kita untuk melakukan amal shaleh yang kita inginkan (sesuai syari'at). Dan jangan sia-siakan kesempatan kehidupan kedua ini seperti kita menyia-nyiakan kehidupan pada kesempatan kemarin. Sesalilah semua dosa dan hal buruk yang pernah kita lakukan. Dan manfaatkan waktu yang masih kita genggam ini untuk beramal sholeh, sebelum kesempatan itu berakhir.



Bandung, 25 Rajab 1440 H
i firman Allâh Azza wa Jalla :
وَأَنْذِرِ النَّاسَ يَوْمَ يَأْتِيهِمُ الْعَذَابُ فَيَقُولُ الَّذِينَ ظَلَمُوا رَبَّنَا أَخِّرْنَا إِلَىٰ أَجَلٍ قَرِيبٍ نُجِبْ دَعْوَتَكَ وَنَتَّبِعِ الرُّسُلَ
Dan berikanlah peringatan kepada manusia terhadap hari (yang pada waktu itu) adzab datang kepada mereka, maka berkatalah orang-orang yang zhalim, “Ya Rabb kami, kembalikanlah kami meskipun dalam waktu yang sedikit, niscaya kami akan mematuhi seruan-Mu dan mengikuti rasul-rasul”. [Ibrâhîm/14:44]


Read more https://almanhaj.or.id/3540-penyesalan-yang-tiada-berguna.html
i firman Allâh Azza wa Jalla :
وَأَنْذِرِ النَّاسَ يَوْمَ يَأْتِيهِمُ الْعَذَابُ فَيَقُولُ الَّذِينَ ظَلَمُوا رَبَّنَا أَخِّرْنَا إِلَىٰ أَجَلٍ قَرِيبٍ نُجِبْ دَعْوَتَكَ وَنَتَّبِعِ الرُّسُلَ
Dan berikanlah peringatan kepada manusia terhadap hari (yang pada waktu itu) adzab datang kepada mereka, maka berkatalah orang-orang yang zhalim, “Ya Rabb kami, kembalikanlah kami meskipun dalam waktu yang sedikit, niscaya kami akan mematuhi seruan-Mu dan mengikuti rasul-rasul”. [Ibrâhîm/14:44]


Read more https://almanhaj.or.id/3540-penyesalan-yang-tiada-berguna.html
i firman Allâh Azza wa Jalla :
وَأَنْذِرِ النَّاسَ يَوْمَ يَأْتِيهِمُ الْعَذَابُ فَيَقُولُ الَّذِينَ ظَلَمُوا رَبَّنَا أَخِّرْنَا إِلَىٰ أَجَلٍ قَرِيبٍ نُجِبْ دَعْوَتَكَ وَنَتَّبِعِ الرُّسُلَ
Dan berikanlah peringatan kepada manusia terhadap hari (yang pada waktu itu) adzab datang kepada mereka, maka berkatalah orang-orang yang zhalim, “Ya Rabb kami, kembalikanlah kami meskipun dalam waktu yang sedikit, niscaya kami akan mematuhi seruan-Mu dan mengikuti rasul-rasul”. [Ibrâhîm/14:44]


Read more https://almanhaj.or.id/3540-penyesalan-yang-tiada-berguna.html
i firman Allâh Azza wa Jalla :
وَأَنْذِرِ النَّاسَ يَوْمَ يَأْتِيهِمُ الْعَذَابُ فَيَقُولُ الَّذِينَ ظَلَمُوا رَبَّنَا أَخِّرْنَا إِلَىٰ أَجَلٍ قَرِيبٍ نُجِبْ دَعْوَتَكَ وَنَتَّبِعِ الرُّسُلَ
Dan berikanlah peringatan kepada manusia terhadap hari (yang pada waktu itu) adzab datang kepada mereka, maka berkatalah orang-orang yang zhalim, “Ya Rabb kami, kembalikanlah kami meskipun dalam waktu yang sedikit, niscaya kami akan mematuhi seruan-Mu dan mengikuti rasul-rasul”. [Ibrâhîm/14:44]


Read more https://almanhaj.or.id/3540-penyesalan-yang-tiada-berguna.html
0

Jumat, 29 Maret 2019

Saat itu, disebuah kampus yang tidak pernah sepi dari pembahasan akan teknologi, saya berpapasan dengan seseorang di lift saat hendak akan pulang. Di lift itu, beliau bertanya, "aslinya mana?" | "Ponorogo Pak". Lalu kemudian beliau tanya lagi "gimana Bandung?" | Saya hanya tersenyum lalu pergi dan bertanya-bertanya dalam hati.

Beberapa minggu yang lalu, saat saya berpapasan dengan beliau lagi, saya disuruh duduk untuk ngobrol sebentar dengan beliau (sedikit terheran, karena saya tidak terlalu kenal dengan beliau dan sepertinya tidak ada urusan yang harus diperbincangkan antara saya dengan beliau). Lalu beliau mulai membuka pembicaraan dengan membahas mengenai "Jilbab Besar dan Cadar". Beliau memang sedikit "heran", dengan gaya penampilan saya yang berbeda dari mahasiswi STEI lainnya. Tapi beliau seakan sangat bersemangat akan pembahasan ini. Pembicaran itu berlanjut setiap saya bertemu beliau, mulai dari membahas thesis, jadi dosen, motivasi, hingga masalah jodoh. Dan pastinya akan berlanjut entah apa lagi yang akan dibahas.

Tapi, di hari Jum'at ini, 29 Maret 2019, ternyata adalah hari terakhir beliau di dunia ini. Beliau harus kembali ke Sang Pencipta. Sungguh, usia manusia tidak ada yang pernah tau, begitupun dengan usia beliau yang kemarin baru bertemu lagi. Iya, beliau adalah salah satu Profesor di STEI yang karyanya luar biasa, Prof. Dr-Ing. Ir. Iping Supriana Suwardi, DEA. Walau saya tidak pernah diajar beliau, dan baru sebentar kenal beliau, tapi rasanya sudah banyak sekali pelajaran yang saya dapat. Satu kalimat yang akan selalu saya ingat dari pesan dari beliau 
"Di dalam kekuatan iman, ada kekuatan akal dibaliknya".

Sebuah kalimat yang penuh akan makna. Bila didalami kalimat ini, memang benar. Tidak akan ada kekuatan iman tanpa kekuatan akal.
Seseorang yang memiliki iman tinggi, sadar atau tidak sadar, ia pasti memiliki kekuatan akal yang tinggi pula. Bagimana tidak?
Ia mampu membedakan mana yang baik, mana yang buruk.
Ia mampu membedakan mana kehidupan yang sementara, mana kehidupan yang kekal.
Ia mampu membedakan mana hal yang dicintai Allah, dan mana hal yang dibenci Allah.
Ia mampu membedakan mana yang haq dan mana yang bathil. 
Sungguh kekuatan akal ini datangnya hanya dari Allah. Dan bersyukurlah bagi kalian yang memiliki kekuatan iman, sesungguhnya, kalian sadari atau tidak, kalian memiliki akal yang kuat, walaupun kalian bukan seorang Profesor, bukan seorang presiden, bukan seorang ilmuan bahkan bukan seorang dengan nilai IPK tinggi. Karena kekuatan akal hakikatnya tidak diukur dari kecerdasan dalam hal dunia. Melainkan kekuatan akal diukur dari bagaimana seseorang paham akan hakikat dirinya dihadapan Sang Penciptanya.

Terimakasih Prof atas pesan yang baru saja saya maknai. Dan semoga, Prof Iping rahimahullah diampuni dosa-dosanya, dilapangkan kuburnya, dan amalannya selama beliau hidup diterima oleh Allah Ta'ala. Aamiin...

0

Sabtu, 16 Februari 2019

   Perbedaan itu ada yang bersifat penciptaan. Dimana Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah menciptakan 2 jenis manusia. Perbedaan itu terletak secara nyata dan fakta dapat dilihat dari anatomi tubuh, struktur otak, susunan tubuh dan lainya 

      Begitu juga perbedaan yang syar’i. Dimana hal itu sudah merupakan takdir Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang bisa dilihat dengan panca indra kita dan dengan akal kita. Dan tidak mungkin ketetapan Allah menciptakan perempuan dan laki-laki disamakan, karena keduanya memiliki perbedaan. Mereka punya fungsi dan peran masing-masing. Namun dalam agama dan ketauhidan tidak ada perbedaan, hakekat iman sama porsinya. Yang mana keduanya juga berhak mendapat pahala dari amal sholeh dan keduanya juga mendapat siksaan dari dosanya. Didalam ancaman Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang disampaikan kepada kedua jenis manusia yakni,
Laki-laki dan perempuan bahwa dalam hal ibadah tidak ada perbedaan
Kedauanya sama-sama hamba Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang wajib menaati semua perintah Allah. Keculai jika perintah Allah hanya diperuntukan bagi satu jenis manusia saja, maka laksanakanlah.

           Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah menjadikakn laki-laki menjadi kesempurnaan jasadiyah dalam segi kekuatan tubuh. Dan kekuatan perempuan berada dibawah jenis laki-laki secara umum. Maka dari itu, perempuan telah diperingatkan bahwa mereka adalah terbuat dari tulang rusuk Nabi Adam. Maka perempuan adalah bagian dari laki-laki. Kedua jenis manusia ini, membawa perbedaan dalam hukum syar’i berkenaan dengan tugas dan kewajiban, sesuai dengan kekhususan dan sifat masing-masing. Karena itulah sebuah ketetapan laki-laki dan perempuan telah menjadi ketetapan di dalam Al-Qur’an. Seperti telah dijelaskan pada Al Qur’an surah Ali Imron 36 :
Maka tatkala isteri 'Imran melahirkan anaknya, diapun berkata: "Ya Tuhanku, sesunguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya aku telah menamai dia Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada syaitan yang terkutuk.”

           Bahwasannya kaum laki-laki dalam ketetapan Allah adalah pemimpin. Pemimpin dalam rumah tangga, menjaga, mengayomi, menolak hal yang tercela, memperjuangkan kemaslahatan rumah tangga dan banyak lainnya. Kaum laki-laki memiliki kewajiban memberi nafkah. Maka dari itu perempuan sholehah adalah perempuan yang menaati seorang suami. Jangan menjadi istri yang kafir. Sebagai perumpaan istri kafir. Yaitu istri Nabi Nuh dan Nabi Luth, kedua perempuan ini menjadi istri dibawah tahta. Keduanya tidak memiliki kekuatan sejajar dengan Nabi Nuh dan Nabi Luth. 

           Perempuan tidak sejajar dengan laki-laki. Allah tidak pernah mengutus perempuan menjadi rasul ataupun nabi. Termasuk masalah imamah atau menjadi imam sholat, perempuan tidak pernah boleh sholat menjadi imam yang makmumnya adalah laki-laki. Kaum perempuan tidak pernah menjadi wali nikah, semua ini bukan kehendak laki-laki tapi ini dalah kehendak Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
           Banyak sekali hukum yang mewajibkan pada kaum laki-laki. Seperti berjihad, mengangkat senjata, sholat jum’at, sholat berjama’ah di masjid, adzan dengan suara yang keras yang dapat didengar dimana-mana. Kemudian masalah talak, dimana talak hanya berada pada suami. Masalah nasab anak diberikan pada bapak. Dalam hal waris, maka hak anak-laki-laki adalah berlipat 2 dari hak perempuan. Dalam persaksian, nisab/saksi dimana kesaksian 2 orang perempuan sama dengan kesaksian 1 orang laki-laki. Dan terkadang perempuan dalam hal tertentu tidak boleh menjadi saksi. Kemudian perbedaan dalam hal aqiqoh. Begitu banyak perbedaan yang Allah Subhanahu Wa Ta’ala tentukan bagi kaum laki-laki dan perempuan.
           Maka dari itu, Allah Subhanahu Wa Ta’ala di dalam Al-Qur’an menyebutkan bahawa kaum laki-laki itu memiliki ketinggian diatas perempuan. Itu semua bukan sejarah, namun ketentuan Allah Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang akan berlaku untuk selamanya.
          
 Ada 3 kesimpulan yang perlu dikethaui,
  1. Kewajiban iman dan menerima dengan perbedaan laki-laki dan perempuan. Dimana perbedaan dalam fisik, psikis dan syar’i ini harus kita terima karena semua ini adalah keadilan yang hakiki. Sebuah keseimbangan dimana ukuran ini tidak bisa diubah dan harus dijadika patokan dalam kehidupan. Tidak boleh bagi seorang muslim dan muslimah mengharap hak yang telah ditentukan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Harus menerima apa yang telah ditetapkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
  2.  Jangan pernah meminta ataupun berangan-angan meminta hak orang lain karena hal itu bisa menjadikan kita hasad. Mohonlah karunia kepada Allah, karena Allah memiliki karunia yang Agung.
  3. Bagaimana dengan emansipasi perempuan? Ini adalah sebuah keingkaran terhadap Allah, dimana ajakan ini berarti menggugah terhadap kehendak Allah dan takdir Allah. Dalam takdir laki-laki dan perempuan dalam hal psikis dan fisik telah berbeda. Begitu juga dengan hukum Allah secara fitroh telah memiliki fungsi masing-masing.
Bisa jadi ini adalah fitnah juga dzalim terhadap yang kuat dan dzalim terhadap yang lemah. Sebab dengan menyamaratakan maka akan mengurangi hak-hak laki-laki, juga sama saja membebani perempuan diatas kemampuan diatas takaran atau ukuran yang telah ditentukan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
0

Jumat, 15 Februari 2019

Catatan Kajian Al Ustadz Haidar As Sundawy di Masjid Cipaganti Bandung, 12 Februari 2019

"Orang yang ikhlas akan diterima oleh penduduk bumi, diterima setiap makhluk (jin manusia dan binatang)."

Buah dari keikhlasan ada 3 (yang disegerakan di dunia) :

1. Wibawa

"Telah berlalu ketetapan Allah yg tidak terganti, Allah akan menetapkan wibawa dan karisma pada setiap makhluk yang ikhlas".
Kadar wibawa dan cahaya berbanding lurus dengan keihklasan orang itu, niat dan muamalah kepada Allah 'Azza Wa Zalla. Sebaliknya, Allah akan mencampakkan, dan memberikan kehinaan dan kebencian pada orang yang riya'. Orang riya akan dibenci oleh Allah dan makhluk lain. Dia akan dihina di dunia dan di akhirat.

Kenapa ikhlas dapat menimbulkan wibawa?

Ibnu Qoyim berkata "siapa orang yang ikhlas , Allah akan menereima amal orang itu, Allah akan memberi wibawa orang itu dan orang lain akan suka kepada orang itu".

Hamdun bin Ahmad ditanya "Kenapa ucapan generasi Salaf mengena dr pada ucapan kita?". Lalu Hamdun menjawab "Karena mereka kalau berbicara, berbicara demi kemuliaan islam agar selamat dari murka Allah dan ridho dari Ar Rohman. Adapun kita, kita berbicaa demi kemuliaan diri sendiri. Demi mencari dunia."

Ada orang yang berkata kepada Imam Malik "Kenapa engkau menyibukkan diri dengan menulis kitab ini. Banyak orang yg melakukan hal sama dengan yg kau lakukan". Imam Malik menjawab, coba beri kepadaku hasil mereka. Lalu setelah dibaca beliau lempar. Beliau berkata, "Kau akan tau, mana kitab yang penulisnya hanya mengharap wajah Allah". *Dan memang terbukti, hanya kitab Imam Malik yang bisa bertahan sampai sekarang, karena Allah menjaganya dan ini adalah hikman dr keikhlasan.

Ibnu Aqil al Hambali menjelaskan gurunya, Abu Ishaq Al Fairusabadi tentang keikhlasan gurunya. Beliau tdk pernah mengeluarkan infaq selain menghadirkan niat yang ikhlas terlebih dahulu. Dan beliau selalu meminta pertolongan dari Allah agar dihindarkan dari riya. Dia tidak memperbagus ucapan atau tindakan di depan manusia. Dia juga tidak menulisakan sesuatu sebelum beristikhoroh kepada Allah.

Dzar bin Amar bin Dzar bertanya kepada Amar bapaknya(seorang ulama), "Kenapa ahli filsafat saat berbicara, tidak ada orang yang menangis. Tapi saat kau berbicara orang terisak isak". Ayahnya berkata "Wahai anakku, tangisan akan bayaran tentu berbeda dengan tangisan karena kehilangan". Maksudnya tangisan karena takut kehilangan dari cinta Allah.

 2. Cinta dari Allah


Ikhlas akan mendatangkan cinta dari Allah dan mendatangkan pertolongan Allah. Seperti kejadian dalam kejadian Baiatur Ridhwan.

Saat itu Nabi bersama 1400 pergi ke Mekkah dan hanya membawa golok, bukan pedang, karena tidak ada maksud untuk berperang melawan penguasa Mekkah saat itu, kaum Quiraish. Lalu disebuah lembah Hudaibiyah beliau berhenti dan berkemah. Lalu mengutus Ustman bin Affam untuk memberi tahu Nabi dan kaum muslimin akan umroh. Ternyata Ustman di tahan di Mekkah. Selama ditahan ada isu Ustman dibunuh. Lalu Nabi mengajak sahabat untuk berbaiat di bawah pohon. Semua sahabat setuju kecuali 1 orang. Baiat itu disebut Baiatur Ridwan. Atas kejadian ini, Allah berfirman "Allah telah ridho terhapamu disawah pohon. Karena Allah tahu isi hati mereka." Mereka punya niat ikhlas. Lalu Allah menurunkan kemenangan segera kepada mereka. Mereka mendapat kemenangan 1 tahun dari kejian dia untuk menaklukan Mekkah.

Ayat ini menjelaskan bahwa Allah ridho pada orang di Baiturur Ridhwan. Maka Allah berikan ketentraman jiwa (sakinah) dan kemenangan segera. Karena keikhlasan mereka. Kata Muallif, "ayat ini menunjukkan sebab ketentranan dan kemenangan adalah karena keikhlasan mereka".

Itulah mengapa ikhlas menjadi penyebab turunnya ketentraman jiwa dan pertolongan jiwa. Selain itu, mengapa keihklasan dapat menumbuhkan kecintaan Allah?

Syaikh Albani "Pertolongan Allah tidak terletak pada aspek yang real, dzohir dan rasional. Kadamg kadang hal itu diraih dari aspek syar'i". Seperti saat perang, hanya pasukan sedikit, membawa peralatan sederhana tapi dengan keimanan mereka menang. Seperti perang badar, dimana pasukan lawan berjumlah 3 kali lipa dari pasukan kaum muslimin.

Dari Abu Hurairah, shahih Bukhari dan Muslim. "Tidaklah seorang hamba bersodaqoh dgn 1 sodaqoh dr sumber yang baik, kecuali Allah akan ambil sodaqoh itu dan menempatkan ditangan kanannya. Dan akan membuat ukurannya lebih besar dari aslinya melebihi gunung." Oleh karena itu, banyak amalan kecil yang dianggap rendah oleh orang, tapi Allah melimpahkan barokahnya dengan pahala yang amat besar oleh Allah danaterpuji efeknya dari amalan tersebut.

Abu Bakar bin Asy bertanya, "Tidaklah Abu Bakar lebih mulia daripada kalian, bukan karena rajin sholat dan puasanya, tapi karena apa yang ada dalam hatinya." Abdullah bin Mubarok berkata, betapa banyak amalan kecil menjadi agung karena niat. Betapa banyak amalan besar jadi kecil karena niat juga.

Ada Salaf yang memberika wasiat kepada sahabatnya, "Ikhlaskan niat dalam amal, maka amal sedikit yang kamu lakukan akan menyelamatkan kamu".

Dalam surat At Taubah 120,  "Tidaklah sepatutnya bagi penduduk Madinah dan orang-orang Arab Badwi yang berdiam di sekitar mereka, tidak turut menyertai Rasulullah (berperang) dan tidak patut (pula) bagi mereka lebih mencintai diri mereka daripada mencintai diri Rasul. Yang demikian itu ialah karena mereka tidak ditimpa kehausan, kepayahan dan kelaparan pada jalan Allah, dan tidak (pula) menginjak suatu tempat yang membangkitkan amarah orang-orang kafir, dan tidak menimpakan sesuatu bencana kepada musuh, melainkan dituliskanlah bagi mereka dengan yang demikian itu suatu amal saleh. Sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik."

Abu Hurairah, sahih Bukhari "Siapa org yang menginfakkan kudanya di jalan Allah dengan iman dan meyakini janji Allah, maka setiap makanan yang diberikan kuda, dicatat sebagai amal baik di hari akhir."

Bersambung..

0

Author

Trisna Ari Roshinta

Subscribe & Follow

Disini saya hanya sharing beberapa pengalaman saya selama belajar informatika. Silahkan bertanya jika ada yang ingin ditanyakan..

Labels