Senin, 01 April 2019

Hiduplah Bagai ini Kesempatan Kedua

Merenungi hakikat kehidupan yang sangat sebentar ini kadangkala adalah perlu. Mungkin bukan kadangkala perlu, tapi wajib bagi setiap manusia yang masih hidup dan hal ini harus dicamkan sedalam-dalamnya pada diri seorang manusia. Dan bagiku, merenungki hakekat kehidupan sangatlah besar maknanya. Ia dapat mengubah cara pandang kita terhadap kehidupan ini, menata tujuan dan berimplikasi pada apa dan bagaimana sesuatu kita kerjakan.

Sebuah kabar telah sampai kepadaku, bahwa orang-orang yang telah meninggal, memiliki penyesalan yang sangat luar biasa. Mereka sangat menyesali kesempatan waktu yang Allah berikan kepada mereka semasa hidup, tidak mereka gunakan semaksimal mungkin untuk beribadah kepada Allah. Mereka terus meyesalinya dan berharap untuk dihidupkan kembali. Hingga mereka meminta kepada Allah untuk dikembalikan ke dunia, walau hanya sejenak. Untuk apa? hanya untuk menyedekahkan harta yang ia dulu miliki atau hanya untuk mengerjakan shalat 2 raka'at sebelum subuh. Tapi itu semua tidaklah mungkin. Hal itu mustahil. Masa beramal akan terputus saat kematian datang. Tidak ada lagi jalan untuk beribadah. Bahkan penyesalan orang-orang yang telah meninggal tidak akan berguna. Kematian adalah awal dari pembalasan atas apa yang telah mereka kerjakan semasa hidup.

Abdullah bin Busr radhiyallahu ‘anhu mengatakan, “Ada dua orang Arab badui datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Salah satunya bertanya kepada beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Hai Muhammad, siapakah lelaki yang terbaik?’ ‘Yang panjang umurnya dan baik amalnya.’ jawab Rasulullah. Kemudian yang satu lagi bertanya, ‘Sesungguhnya ajaran Islam terlampau banyak bagi kami, lalu adakah amalan yang mencakup banyak kebaikan yang dapat kami tekuni?’ ‘Usahakan agar lisanmu selalu basah dengan dzikrullah’, jawab Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (HR. Ahmad dengan sanad shahih)

Baca selengkapnya https://muslimah.or.id/2790-angan-angan-mereka-yang-telah-tiada.html

Sungguh, bagi kita yang sekarang hidup, mengerjakan 2 raka'at sebelum subuh atau bersedekah adalah sesuatu yang mudah, bahkan kadang lupa atau bisa jadi memang tidak pernah menjadi agenda kita. Padahal lihatlah, orang-orang yang telah meninggal, mereka sungguh sangat menginginkan untuk mengerjakan sesuatu yang saat ini sangat mampu kita lakukan. Orang-orang yang sudah meninggal sangat menginginkan berada pada posisi kita saat ini, iya kembali hidup untuk melakukan amal kebaikan, semaksimal mungkin. Bila kesempatan kedua untuk hidup itu ada, mereka tidak akan menyiakan waktu, walau sedetik sekalipun tanpa beribadah kepada Allah. Mereka tidak akan berfikir untuk menumpuk harta. Mereka tidak akan mengejar tahta dan jabatan. Mereka tidak peduli dengan popularitas. Mereka tidak akan meninggalkan perkara wajib. Mereka tidak akan menyiakan perkara sunnah. Yang terus mereka fikirkan adalah mencari bekal yang Allah berikan pada kesempatan kedua ini. Mereka tidak mau mengulangi penyesalan terbesar. Mereka tidak mau menjadai orang yang rugi, walau sedetik sekalipun. Mereka tidak mau menjadi orang yang diadzab walau karena maksiat sekecil debu sekalipun.

Lalu Bagaimana Kita Seharusnya Hidup Saat Ini?

Coba renungkanlah perkataan dari seorang Tabi'in ini:
Ibrahin At Taimi mengatakan, “Aku membayangkan tatkala diriku dicampakkan ke neraka, Lalu kumakan buah Zaqqum dan kuminum nanah, sedang tubuhku terkait dengan rantai dan belenggu. Saat itu kutanya diriku, “Apa yang kamu dambakan sekarang?” maka jawabnya, “Aku ingin kembali ke dunia dan beramal shalih,” maka aku berkata, “Engkau sedang berada dalam angan-anganmu sekarang, maka beramallah!” (Lihat Umniyat al Mauta)

Baca selengkapnya https://muslimah.or.id/2790-angan-angan-mereka-yang-telah-tiada.html
Ibrahin At Taimi mengatakan, “Aku membayangkan tatkala diriku dicampakkan ke neraka, Lalu kumakan buah Zaqqum dan kuminum nanah, sedang tubuhku terkait dengan rantai dan belenggu. Saat itu kutanya diriku, “Apa yang kamu dambakan sekarang?” maka jawabnya, “Aku ingin kembali ke dunia dan beramal shalih,” maka aku berkata, “Engkau sedang berada dalam angan-anganmu sekarang, maka beramallah!” (Umniyat al Mauta)
Ibrahin At Taimi mengatakan, “Aku membayangkan tatkala diriku dicampakkan ke neraka, Lalu kumakan buah Zaqqum dan kuminum nanah, sedang tubuhku terkait dengan rantai dan belenggu. Saat itu kutanya diriku, “Apa yang kamu dambakan sekarang?” maka jawabnya, “Aku ingin kembali ke dunia dan beramal shalih,” maka aku berkata, “Engkau sedang berada dalam angan-anganmu sekarang, maka beramallah!” (Lihat Umniyat al Mauta)

Baca selengkapnya https://muslimah.or.id/2790-angan-angan-mereka-yang-telah-tiada.html
Sungguh, penyesalan itu akan ada. Dan harapan untuk memperbaiki penyesalan dikesempatan kedua itu pasti ada. Saat ini lah kesempatan kedua itu terwujud. Iya, saat ini kita masih hidup. Allah masih memberi kesempatan kita untuk melakukan amal shaleh yang kita inginkan (sesuai syari'at). Dan jangan sia-siakan kesempatan kehidupan kedua ini seperti kita menyia-nyiakan kehidupan pada kesempatan kemarin. Sesalilah semua dosa dan hal buruk yang pernah kita lakukan. Dan manfaatkan waktu yang masih kita genggam ini untuk beramal sholeh, sebelum kesempatan itu berakhir.



Bandung, 25 Rajab 1440 H
i firman Allâh Azza wa Jalla :
وَأَنْذِرِ النَّاسَ يَوْمَ يَأْتِيهِمُ الْعَذَابُ فَيَقُولُ الَّذِينَ ظَلَمُوا رَبَّنَا أَخِّرْنَا إِلَىٰ أَجَلٍ قَرِيبٍ نُجِبْ دَعْوَتَكَ وَنَتَّبِعِ الرُّسُلَ
Dan berikanlah peringatan kepada manusia terhadap hari (yang pada waktu itu) adzab datang kepada mereka, maka berkatalah orang-orang yang zhalim, “Ya Rabb kami, kembalikanlah kami meskipun dalam waktu yang sedikit, niscaya kami akan mematuhi seruan-Mu dan mengikuti rasul-rasul”. [Ibrâhîm/14:44]


Read more https://almanhaj.or.id/3540-penyesalan-yang-tiada-berguna.html
i firman Allâh Azza wa Jalla :
وَأَنْذِرِ النَّاسَ يَوْمَ يَأْتِيهِمُ الْعَذَابُ فَيَقُولُ الَّذِينَ ظَلَمُوا رَبَّنَا أَخِّرْنَا إِلَىٰ أَجَلٍ قَرِيبٍ نُجِبْ دَعْوَتَكَ وَنَتَّبِعِ الرُّسُلَ
Dan berikanlah peringatan kepada manusia terhadap hari (yang pada waktu itu) adzab datang kepada mereka, maka berkatalah orang-orang yang zhalim, “Ya Rabb kami, kembalikanlah kami meskipun dalam waktu yang sedikit, niscaya kami akan mematuhi seruan-Mu dan mengikuti rasul-rasul”. [Ibrâhîm/14:44]


Read more https://almanhaj.or.id/3540-penyesalan-yang-tiada-berguna.html
i firman Allâh Azza wa Jalla :
وَأَنْذِرِ النَّاسَ يَوْمَ يَأْتِيهِمُ الْعَذَابُ فَيَقُولُ الَّذِينَ ظَلَمُوا رَبَّنَا أَخِّرْنَا إِلَىٰ أَجَلٍ قَرِيبٍ نُجِبْ دَعْوَتَكَ وَنَتَّبِعِ الرُّسُلَ
Dan berikanlah peringatan kepada manusia terhadap hari (yang pada waktu itu) adzab datang kepada mereka, maka berkatalah orang-orang yang zhalim, “Ya Rabb kami, kembalikanlah kami meskipun dalam waktu yang sedikit, niscaya kami akan mematuhi seruan-Mu dan mengikuti rasul-rasul”. [Ibrâhîm/14:44]


Read more https://almanhaj.or.id/3540-penyesalan-yang-tiada-berguna.html
i firman Allâh Azza wa Jalla :
وَأَنْذِرِ النَّاسَ يَوْمَ يَأْتِيهِمُ الْعَذَابُ فَيَقُولُ الَّذِينَ ظَلَمُوا رَبَّنَا أَخِّرْنَا إِلَىٰ أَجَلٍ قَرِيبٍ نُجِبْ دَعْوَتَكَ وَنَتَّبِعِ الرُّسُلَ
Dan berikanlah peringatan kepada manusia terhadap hari (yang pada waktu itu) adzab datang kepada mereka, maka berkatalah orang-orang yang zhalim, “Ya Rabb kami, kembalikanlah kami meskipun dalam waktu yang sedikit, niscaya kami akan mematuhi seruan-Mu dan mengikuti rasul-rasul”. [Ibrâhîm/14:44]


Read more https://almanhaj.or.id/3540-penyesalan-yang-tiada-berguna.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Author

Trisna Ari Roshinta

Subscribe & Follow

Disini saya hanya sharing beberapa pengalaman saya selama belajar informatika. Silahkan bertanya jika ada yang ingin ditanyakan..

Labels